Suara.com - Stunting masih menjadi kendala bagi bidang kesehatan. Angka stunting yang masih tinggi ini membuat kekhawatiran akan memengaruhi generasi bangsa karena pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif anak.
Berdasarkan hasil studi Pemaknaan Stunting di Masyarakat Indonesia oleh Health Collaborative Center (HCC), angka stunting di Indonesia sendiri masih terbilang tinggi yaitu mencapai 24,4 persen.
Peneliti Utama dan Chairman Health Collaborative Center (HCC), Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK mengatakan, tingginya angka stunting ini karena masyarakat hanya sekadar tahu, tetapi tidak dengan bahaya yang ditimbulkan.
![Ilustrasi stunting pada anak. [Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/02/15/41991-ilustrasi-stunting-pada-anak-istimewa.jpg)
Dokter Ray mengatakan, dari penelitian masyarakat hanya mengetahui informasi umum tentang stunting. Namun, ketika membahas stunting bagi anak, masyarakat tidak 100 persen percaya efek negatif dari stunting itu sendiri.
“Dari data sekitar 96 persen tahu stunting. Namun, saat masyarakat ditanya mengenai dampak buruk stunting seperti pada kognitif, dan lain-lain masih ada ketidaktahuan atau rasa tidak percaya dari masyarakat itu,” jelas Dokter Ray dalam Media Briefing Hasil Studi Pemaknaan Stunting di Masyarakat, Selasa (13/12/2022).
Padahal pengetahuan ini sangat penting untuk dapat mencegah dan mengatasi peningkatan angka stunting di Indonesia. Namun, sebenarnya hal apa saja sih yang dapat membantu mengatasi dan mengurangi angka stunting di Indonesia?
Berikut beberapa hal yang dapat membantu mengatasi atau mengurangi angka stunting di Indonesia.
1. Hidrasi (Ketersediaan air bersih)
Air bersih akan membantu menghindari anak dari stunting. Pasalnya, berdasarkan studi, anak yang mengonsumsi air kotor atau untuk mandi berisiko mengalami stunting. Untuk itu, ketersediaan air bersih membantu mengurangi angka stunting di Indonesia.
Baca Juga: Tinggal 2 Persen Lagi, Kabupaten Subang Komitmen Zero Stunting
2. Kesehatan ibu hamil