2. Usia dan kesehatan istri
Wanita hanya bisa hamil dengan jumlah terbatas. Itu sebabnya, usia dan kondisi kesehatan istri berpengaruh besar terhadap keputusan jumlah anak yang ingin dimiliki.
Hamil di usia yang terlalu tua atau terlalu muda memiliki risikonya masing-masing terhadap kesehatan ibu dan janin. Wanita yang hamil dan melahirkan hingga lebih dari 5 kali juga berisiko terhadap preeklampsia, prolaps uteri, plasenta previa, hingga depresi. Risiko-risiko ini pun belum memperhitungkan riwayat kesehatan istri yang dimilikinya sebelum hamil.
Perhatikan pula jarak usia antar anak, jika memang berencana punya anak lebih dari satu. Jarak yang terlalu dekat atau terlalu jauh sama-sama berisiko bagi kesehatan anak Anda untuk ke depannya.
3. Usia dan kesehatan suami
Jika usia reproduktif wanita memiliki “masa kedaluwarsa” yang ditandai dengan menopause, tidak dengan pria. Pria masih bisa terus memproduksi sel sperma sehat bahkan di usia senja sekalipun, asalkan terus menjaga gaya hidup yang sehat. Meski demikian, kondisi atau penyakit tertentu yang terkait usia juga tetap dapat memengaruhi kualitas spermanya.
Oleh sebab itu, pertimbangkan pula usia dan kondisi kesehatan suami, baik dari segi fisik maupun psikologisnya. Terlebih, suami pada umumnya menjadi tulang punggung pencari nafkah keluarga. Pria pun harus menjadi suami siaga untuk memenuhi kebutuhan istri saat hamil dan melahirkan.
4. Situasi keuangan rumah tangga
Meski uang bukanlah segalanya, tapi dengan memiliki banyak anak tentu perlu keuangan yang stabil untuk menjamin kesehatan dan kesejahteraan keluarga.
Semakin banyak anggota keluarga di rumah, tentunya semakin banyak pengeluaran. Maka, sebaiknya perhitungkan kondisi keuangan sebelum memutuskan untuk punya anak banyak.