Pertama di Dunia, FDA Izinkan Pengobatan Pakai Tinja Manusia untuk Cegah Kematian Penyakit Ini!

Sabtu, 03 Desember 2022 | 09:27 WIB
Pertama di Dunia, FDA Izinkan Pengobatan Pakai Tinja Manusia untuk Cegah Kematian Penyakit Ini!
ilustrasi usus, tinja, kotoran manusia. (Dok. Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pertama kali di dunia Pengawas Obat dan Makanan AS atau FDA menyetujui metode pengobatan terbuat dari tinja manusia atau kotoran manusia yang disebut Rebyota.

Rebyota adalah metode yang mengandung bakteri usus yang dikumpulkan dari tinja pendonor sehat, dan mencegah penyakit mengancam jiwa.

Metode pengobatan ini dilakukan dengan cara memberikan cairan ke dalam rektum atau usus pasien melalui selang, sehingga dokter bisa memperbaiki keseimbangan mikrobiota usus pasien.

Ilustrasi Usus (Pexels.com/LightFieldStudios)
Ilustrasi Usus (Pexels.com/LightFieldStudios)

Dampaknya sekumpulan mikrobiota ini berkumpul di saluran pencernaan bawah, sehingga jika pasien sakit karena bakteri jahat di dalam tubuh lebih banyak, maka pengobatan ini menambah jumlah bakteri baik sehingga lebih kuat melawan penyakit.

Baca Juga: Temuan Baru, Bakteri pada Tinja Orang Sehat Bisa Bantu Obati Diabetes

Mengutip Live Science, Sabtu (3/12/2022) pengobatan ini diizinkan diberi pada orang usia 18 tahun ke atas, yang baru saja dirawat karena infeksi berulang akibat bakteri Clotridioides diffivile atau C.diff yang membuat usus terganggu karena penggunaan antibiotik.

Sehingga bakteri yang tidak bisa lagi diatasi dengan antibiotik atau resisten antibiotik maka pengobatan ini bisa membantu.

Pengobatan ini juga diizinkan untuk orang usia 65 tahun ke atas, mereka dengan sistem kekebalan tubuh lemah, dan yang tinggal di panti jompo dengan risiko terinfeksi penyakit.

Adapun bakteri C.diff menginfeksi tubuh dengan cara melepaskan racun yang menyebabkan diare, sakit perut, demam dan radang usus besar atau kolitis.

Jika tidak segera ditangani penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan fungsi organ atau gagal organ yang bisa menyebabkan kematian.

Baca Juga: Duh, BPOM AS Temukan Obat Perangsang Viagra Dalam Bentuk Madu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI