- Sakit kepala
- Detak jantung tidak beraturan (bisa lebih cepat, bisa lebih lambat)
- Sering kelelahan
- Pingsan/ pandangan gelap
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Kejang
Beberapa gejala lain yang tidak disebutkan mungkin juga bisa dirasakan tergantung dari kondisi penderitanya. Gejala-gejala tersebut bisa timbul kapan saja, baik itu saat penyakit masih ringan atau saat penyakit sudah memburuk.
Mendeteksi Aritmia Jantung
Mendeteksi aritmia mungkin akan sulit jika dilakukan secara mandiri. Selain gejalanya yang tidak menentu, sifatnya yang silent killer membuat kondisi ini semakin sulit untuk dideteksi dan bisa menyerang kapan saja. Maka, cara yang paling efektif dalam mendeteksi apakah Anda memiliki kelainan pada irama detak jantung adalah dengan memeriksakan diri kepada dokter.
Dalam mendeteksi aritmia jantung, dokter dapat menganalisis aktifitas listrik jantung Anda secara langsung dengan menggunakan alat seperti elektrokardiogram (EKG) atau holter, pemeriksaan penunjang lain berupa ekokardiografi, tes treadmill atau melakukan pemeriksaan invasif berupa pemeriksaan listrik jantung (studi elektrofisiologi), yang merupakan standard baku emas untuk diagnosa gangguan aritmia. Anda juga bisa melakukan pemeriksaan skrining genetik melalui tes DNA untuk mengetahui apakah tubuh Anda memiliki mutasi genetik yang berpotensi untuk menimbulkan terjadinya aritmia jantung walaupun pemeriksaan ini belum bisa dikerjakan di negara kita.
Namun ada 1 hal yang bisa Anda lakukan secara mandiri untuk mengantisipasi aritmia jantung, yaitu dengan menghitung denyut nadi Anda. Caranya yaitu dengan menempelkan 2 jari pada denyut nadi di pergelangan tangan atau bagian leher samping Anda, lalu hitung denyut nadi selama 1 menit dengan bantuan stopwatch.
Detak jantung yang normal umumnya akan berdetak sebanyak 60 - 100 kali dalam 1 menit, sehingga jika Anda menemukan jumlah detak jantung Anda berada di atas, di bawah normal atau tidak beraturan, segera periksakan diri Anda kepada dokter.
Pencegahan Aritmia Jantung
Sayangnya, aritmia saat ini tidak bisa dicegah dan diobati. Namun Anda dapat mengantisipasi dan menurunkan risikonya dengan rutin memeriksakan diri Anda kepada dokter, terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kematian mendadak yang disebabkan oleh aritmia atau riwayat keluarga dengan kematian di usia muda.
Selain itu, penerapan hidup sehat juga sebaiknya dilakukan untuk menurunkan risiko dari aritmia, seperti:
Baca Juga: Viral Nakes Dandan Bak Pocong, Bangkit dari Keranda Jenazah Bikin Jantungan
- Menghindari konsumsi alkohol,
- Mengurangi asupan makanan berlemak tinggi
- Mengelola stres dengan bijak
- Rutin melatih jantung dengan berolahraga
Mari waspadai kehadiran aritmia jantung dari sekarang, karena tindakan kecil yang Anda lakukan sekarang dapat menentukan masa depan Anda di kemudian hari.