Remaja Perempuan Ogah Konsumsi Tablet Tambah Darah Bikin Angka Stunting Tinggi

Kamis, 01 Desember 2022 | 09:35 WIB
Remaja Perempuan Ogah Konsumsi Tablet Tambah Darah Bikin Angka Stunting Tinggi
Ilustrasi stunting, tinggi badan anak. (Envato Elements)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hingga saat ini anemia masih menjadi masalah bagi dunia kesehatan. Kondisi kurangnya sel darah merah atau hemoglobin (Hb) ini dapat menyebabkan berbagai masalah lainnya, salah satunya angka stunting yang masih tinggi.

Berdasarkan keterangan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Dwi Adi Maryandi, SKM, MPH, tingginya angka stunting ini terjadi karena masih kurangnya intervensi untuk mengatasi kondisi ini.

“Sekitar 23 persen di Indonesia bayi lahir sudah stunting, maka harus ada upaya intervensi dari sebelum lahir maupun sejak perempuan masih di usia remaja. Namun,upaya intervensi pencegahan stunting hingga saat ini masih terdapat gap,” ucap Dwi Adi Maryandi dalam Konferensi Pers Kampanye “Jangan Cuek, Ayo Cek Gejala Kurang Darah”, Rabu (30/11/2022).

Ilustrasi stunting pada anak. [Istimewa]
Ilustrasi stunting pada anak. [Istimewa]

Salah satu hal yang menjadi upaya pencegahan stunting sulit yaitu masih ada remaja putri yang tidak mau mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sehingga berisiko anemia. Dikatakan, sekitar 23, 8 persen remaja putri tidak ingin mengonsumsi TTD.

Baca Juga: Ahli Gizi IPB: Stunting Juga Berefek pada Perkembangan Otak Anak, Tak Hanya Tubuh Pendek

Sementara itu dari 76,2 yang mengonsumsi TTD, masih ada yang tidak minum secara rutin. Kondisi ini terjadi karena berbagai faktor di antaranya sebagai berikut.

  • Belum waktunya habis (3,9 persen)
  • Efek samping seperti mual atau sembelit (16,2 persen)
  • Lupa mengonsumsi (20 persen)
  • Bosan rutin mengonsumsi (20,1 persen)
  • Mual atau muntah karena kehamilan (18,6 persen)
  • Tidak suka minum obat (21,2 persen)

Oleh sebab itu, tidak 100 persen remaja perempuan benar-benar terjamin bebas dari anemia. Hal ini juga yang mendukung angka stunting masih tinggi hingga saat ini. Bahkan Adi menjelaskan sebanyak 6,3 juta dari 12,1 juta remaja putri tidak mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) dan berisiko anemia.

Selain remaja putri yang tidak mau mengonsumsi TTD, terdapat beberapa penyebab sulitnya intervensi pencegahan stunting di antaranya sebagai berikut.

- 2,8 juta dari 4,9 juta ibu hamil tidak periksa kehamilan minimal 6 kali.

- Hanya 46 ribu dari 300 ribu posyandu di Indonesia yang aktif.

Baca Juga: Program Penanganan Stunting di Aceh Harus Terintegrasi

- Sebanyak 6,5 juta dari 22 juta balita tidak dipantau pertumbuhan maupun perkembangannya.

- 1,5 juta relawan kader masih belum memiliki standardisasi kemampuan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI