Indonesia KLB Polio, Jadi Bukti Bayi Tidak Dapat Imunisasi Lengkap?

Rabu, 30 November 2022 | 16:00 WIB
Indonesia KLB Polio, Jadi Bukti Bayi Tidak Dapat Imunisasi Lengkap?
Petugas kesehatan memberikan imunisasi polio kepada murid sekolah saat berlangsung vaksinasi massal di Kota Pidie, Kabupaten Pidie, Aceh, Senin (28/11/2022). [ANTARA FOTO/Ampelsa/hp]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes menguatkan cakupan imunisasi rutin di Aceh, karena rawan KLB (kejadian luar biasa) akibat rendahnya imunisasi. Seperti baru-baru ini Indonesia dinyatakan KLB Polio setelah ditemukan satu kasus di Pidie Aceh.

Karena ditemukan satu kasus, Kemenkes juga melakukan pelacakan kasus polio, termasuk melacak dan memastikan seluruh bayi sudah mendapatkan 4 dosis imunisasi bOPV dan 1 dosis imunisasi IPV lengkap sesuai usia.

“Semua sasaran bayi itu harus sudah mendapatkan lengkap imunisasi polio yaitu 4 dosis untuk polio yang tetes dan satu dosis untuk suntikan sesuai dengan usia anaknya,” ujar Plt. Direktur Imunisasi dr. Prima Yosephine saat konferensi pers, Selasa (29/11/2022).

Petugas kesehatan bersiap melakukan vaksinasi massal kepada anak di Kota Pidie, Kabupaten Pidie, Aceh, Senin (28/11/2022). [ANTARA FOTO/Ampelsa/hp]
Petugas kesehatan bersiap melakukan vaksinasi massal kepada anak di Kota Pidie, Kabupaten Pidie, Aceh, Senin (28/11/2022). [ANTARA FOTO/Ampelsa/hp]

Selain bayi, program imunisasi kejar juga terus dilakukan khususnya bagi anak usia 12 hingga 59 bulan yang belum atau tidak lengkap status imunisasinya.

Baca Juga: Greg Nwokolo Soroti Pertandingan Persib vs FC Bekasi City: Harusnya Liga Bisa Jalan

Jadi dalam imunisasi kejar ini, dilakukan dengan semua anak mandapatkan 2 dosis tambaha imunisasi IPV, selain 4 dosis imunisasi bOPV.

Suntikan ini perlu diberikan untuk mencegah tertularnya polio tipe 2 yang ditemukan menyerang pada 1 anak di Pidie, Aceh hingga menyebabkan KLB Polio Indonesia.

"Berdasarkan laporan cakupan imunisasi rutin, dua provinsi yang sangat berisiko tinggi dilihat dari cakupan vaksinasi oral dibawah 60% pada tahun 2020. Sementara ada 13 provinsi yang warnanya merah ini adalah yang berisiko tinggi dimana cakupannya hanya berkisar 60 hingga 79%," jelas dr. Prima.

"Lalu kita punya 13 provinsi juga yang cakupannya sedang, sebesar 80 hingga 94% kemudian kita punya 6 provinsi dengan capaian cukup baik untuk imunisasi polio di atas 95%," lanjut dia.

Sehingga jika dilihat berdasarkan kabupaten kota, dari 514 kabupaten kota, Indonesia masih punya 60 daerah yang sangat berisiko, karena cakupannya masih di bawah 60 persen.

Baca Juga: FIFA Meminta KLB PSSI Dipercepat

Lalu ada juga 132 kabupaten kota yang risikonya tinggi antara 60 sampai 79% cakupan imunisasinya. Kemudian yang risiko sedang ada 166 daerh, dan yang resiko rendah itu ada 154 kabupaten kota.

"Indonesia merupakan negara dengan risiko polio, berdasarkan capaian imunisasi rutin dalam tiga tahun terakhir," ungkap dr. Prima.

Tapi sayangnya, pandemi membuat program imunisasi mundur sangat jauh, karena banyaknya jadwal imunisasi anak yang terlewat, karena saat itu masyarakat enggan keluar rumah dan petugas sangat terbatas untuk mendatangi rumah warga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI