Gempa Cianjur Berisiko Sebabkan Beberapa Penyakit Menular, Kok Bisa dan Bagaimana Cegahnya?

Selasa, 22 November 2022 | 12:47 WIB
Gempa Cianjur Berisiko Sebabkan Beberapa Penyakit Menular, Kok Bisa dan Bagaimana Cegahnya?
Warga mengungsi di areal persawahan di Kampung Selakawung Tengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Musibah kembali melanda Tanah Air, dengan bencana gempa bumi Cianjur yang meluluhlantakan sebagian kota dan pemukiman penduduk. Namun ada juga ancaman penyakit menular setelah gempa yang perlu diwaspadai.

Perlu diketahui, update terbaru gempa Cianjur memakan 162 korban jiwa dan ratusan lainnya luka-luka, serta 13.784 warga terpaksa mengungsi.

Meski gempa sudah usai, Pakar Kesehatan Prof. Yoga Aditama mengatakan bukan berarti masalah sudah selesai. Menurutnya, meski orang dari luar terlihat baik-baik saja, namun beberapa jam setelahnya akan ditemukan kasus kesehatan serius.

Warga melintas di depan rumah yang roboh akibat gempa di Kampung Selakawung Tengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/pras].
Warga melintas di depan rumah yang roboh akibat gempa di Kampung Selakawung Tengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/pras].

Kasus itu meliputi luka tubuh, patah tulang, kerusakan organ dalam akibat benturan ketika gempa. Kasus ini bisa mengakibatkan alat atau sistem tubuh alami gangguan dan perlu segera dapat penanganan.

Baca Juga: 1000 Prajurit TNI Dikerahkan ke Cianjur, Bantu Warga Terdampak Gempa

"Salah satu penelitian lain menunjukkan dari kasus-kasus yang ada maka sekitar 65 persen mengalami luka-luka, 22 persen patah tulang, 6 persen kerusakan jaringan lunak dan presentasi cukup banyak yang ada trauma di tungkai dan lengan," ujar Prof. Tjandra melalui keterangannya kepada suara.com, Selasa (22/11/2022).

Tidak sampai di situ, menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, beberapa hari setelah kejadian bencana seperti gempa bumi, juga bisa ditemukan kasus gagal multi organ, infeksi berat hingga sepsis.

Sehingga korban perlu diawasi agar kondisinya tidak memburuk, karena bisa jadi sebelum gempa bumi sudah memiliki penyakit kronik. Sehingga berikut ini penyakit menular yang berisiko merebak:

  1. Penyakit yang ditularkan melalui air atau water-borne disease.
  2. Penyakit menular lewat makanan atau foodborne disease.
  3. Penyakit paru dan  pernapasan.
  4. Penyakit yang menular melalui kontak langsung antar manusia.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu juga mengungkap 6 langkah kesehatan yang perlu dilakukan saat gempa seperti sebagai berikut:

  1. Penilaian cepat apa yang dibutuhkan segera atau rapid needs assessments.
  2. Mengevaluasi apa sumber daya yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan yang diperlukan. Dalam hal ini pengaturan pelayanan di RS di Cianjur dan sekitarnya sebaiknya jadi prioritas utama untuk dilaksanakan.
  3. Upaya pencegahan terhadap dampak kesehatan selanjutnya, sesudah yang terjadi di jam-jam dan hari-hari pertama sesudah gempa.
  4. Segera menerapkan strategi pengendalian penyakit, baik menular maupun tidak menular yang kronik.
  5. Selalu melakukan evaluasi terhadap efektifitas strategi yang dilakukan.
  6. Perbaikan atau contingency planning untuk antisipasi kemungkinan bencana di masa datang.

Baca Juga: Dinar Candy Lega Akhirnya Sang Adik Korban Gempa Cianjur Berhasil Ditemukan, Begini Kondisinya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI