Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) blak-blakan rendahnya imunisasi di Aceh, jadi sebab ditemukannya satu kasus polio pada anak di Kabupaten Pidie, hingga picu kejadian luar biasa atau KLB polio.
Data Kemenkes menunjukkan 415 kabuptaen atau kota di Indonesia berisiko tinggi polio, karena rendahnya imunisasi dan Aceh termasuk di dalamnya.
“Kalau lihat cakupan oral polio virus OPV dan IPV memang seluruh Indonesia rendah terutama saat Pandemi Covid-19” ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemeneks, dr. Maxi Rein Rondonuwu saat konferensi pers, Sabtu (19/11/2022).
Perlu diketahui, awal November 2022 ditemukan satu kasus polio di Pidie, Aceh berdasarkan penelusuran RT-PCR. Sehingga pemerintah kabupaten Pidie menerapkan Kejadian Luar Biasa Polio tingkat Kabupaten Pidie.
Adapun pasien berusia 7 tahun 2 bulan, alami kelumpuhan pada kaki kiri. Anak mulai demam padan 6 Oktober, dan 18 Oktober masuk RSUD TCD sigil.
Selanjutnya pada 21 hingga 22 Oktober dokter anak dicurigai polio, lalu dua spesimen diambil dan dikirim ke provinsi. Kemudian 7 November hasil RT-PCR keluar, terkonfirmasi polio tipe 2.
Dikatakan Dirjen Maxi, anak itu alami pengecilan di bagian otot paha dan betis kiri. Ia juga membernarkqnn anak tersebut tidak mendapat suntikan imunisasi, dan tidak memiliki riwayat perjalanan kontak dengan pelaku perjalanan.
"Tapi anak ini saya lihat kondisinya kemarin bisa jalan meskipun tertatih-tatih, cuman tidak ada obat nanti tinggal di fisioterapi untuk mempertahankan masa ototnya," ungkap Dirjen Maxi.
Dari penyelidikan epidemiologi, selain cakupan imunisasi Polio yang rendah, didapati faktor perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih kurang.
Baca Juga: Kemenkes Tetapkan KLB Polio di Indonesia Setelah Temuan Satu Kasus di Aceh, Waspadalah Waspadalah!
Masih ada penduduk yang menerapkan BAB terbuka di sungai. Meskipun tersedia toilet, lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai, sementara air sungai dipakai sebagai sumber aktivitas penduduk termasuk tempat bermain anak-anak.