Depresi 7 Tahun, Rudy Salam Alami Distimia? Kenali Gejala dan Penyebabnya

Jum'at, 18 November 2022 | 18:45 WIB
Depresi 7 Tahun, Rudy Salam Alami Distimia? Kenali Gejala dan Penyebabnya
Profil Rudy Salam. (Instagram/runasalam)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar duka datang dari dunia hiburan Indonesia. Aktor senior Rudy Salam meninggal dunia pada hari ini, Jumat (18/11/2022) di usia 73 tahun. Beliau menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Harum pada pukul 06.04 WIB.

Sang istri, Marina, menyebut bahwa Rudy Salam sempat alami fase depresi selama hampir tujuh tahun lamanya. Berdasarkan penuturan Marina, suaminya tersebut enggan bergerak sampai tidak mau makan dan hanya berbaring di tempat tidurnya.

Marina kemudian menyebut bahwa depresi yang dialami oleh aktor dengan segudang prestasi ini merupakan karena penyakit vertigo yang ia diderita. Rasa pusing yang kerap hadir pada Rudy Salam ini membuatnya merasa jengkel sampai terkena fase depresi.

Tidak hanya berhenti makan, kakak Roy Marten itu bahkan kabarnya sempat tidak ingin dibawa ke dokter.

Baca Juga: Profil Rudy Salam dan Daftar Judul Film yang Ia Bintangi

Apa Itu Distimia?

Adapun jenis depresi yang berkepanjangan dan berlangsung bertahun-tahun disebut sebagai distimia dalam istilah kedokteran.

Lantas, seperti apakah gejala dan penyebab dari distimia atau depresi yang berkepanjangan tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Distimia merupakan gangguan depresi yang berlangsung secara berkepanjangan. Gangguan tersebut menyebabkan penderitanya merasakan suasana hati yang sedih serta putus asa secara terus menerus.

Hal tersebut bisa mempengaruhi suasana hati dan perilaku serta fungsi dari fisik penderitanya, tidak terkecuali pada nafsu makan dan kualitas tidur penderita distimia.

Baca Juga: Keluarga Ungkap Rudy Salam Introvert, Sahabat Sebut Kerap Ceramah di Gereja

Oleh karenanya, orang yang memiliki gangguan distimia kerap kali kehilangan minat dalam melakukan kegiatan yang mereka sukai, serta kerap merasa sulit untuk menyelesaikan tugas sehari-hari.

Diketahui, gangguan distimia ini bisa bertahan selama bertahun-tahun, bahkan fatalnya bisa mempengaruhi semua aspek hidup para penderitanya.

Gejala Distimia

Gejala dari penyakit ini bisa berlangsung minimal dua tahun dengan bentuk gejala sebagai berikut:

  1. Perasaan sedih dan putus asa secara terus menerus
  2. Mengganggu pola tidur
  3. Energi rendah
  4. Perubahan pada nafsu dan pola makan
  5. Kesulitan untuk berkonsentrasi
  6. Tidak memiliki keinginan dalam kegiatan sehari-hari
  7. Turunnya produktivitas
  8. Harga diri yang buruk
  9. Cenderung bersikap negatif
  10. Menjauhi kegiatan sosial

Gejala distimia biasa muncul selama masa kanak-kanak atau remaja, atau pada orang tua di atas 52 tahun. Mereka yang mengalami distimia biasanya tampak mudah tersinggung, pesimis, gangguan sosial, masalah perilaku dan murung dalam jangka waktu yang lama.

Adapun gejala-gejala tersebut bisa saja datang dan pergi selama beberapa tahun, dan memiliki tingkat keparahan yang bervariasi dari waktu ke waktu.

Penyebab Distimia

Sebenarnya, masih belum diketahui secara pasti penyebab dari gangguan Distimia. Namun diketahui, terdapat beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab dari munculnya gangguan Distimia. 

Faktor-faktor tertentu memiliki kontribusi pada gejala Distimia, yaitu:

  1. Terjadi ketidakseimbangan bahan kimia di dalam otak
  2. Riwayat keluarga
  3. Riwayat kondisi kesehatan mental lain seperti gangguan kecemasan atau gangguan bipolar
  4. Adanya peristiwa kehidupan yang penuh tekanan atau traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai, hingga pada masalah keuangan
  5. Penyakit fisik kronis, seperti misalnya penyakit jantung atau diabetes
  6. Terjadi trauma otak fisik, seperti misalnya geger otak.

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI