Suara.com - Dokter forensik memberikan pendapat terkait kasus satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat dan ditemukan dalam kondisi mengering. Sebab berdasarkan laporan kepolisian, terdapat sejumlah kejanggalan di rumah korban.
Pertama adalah dugaan kelaparan karena sejumlah mayat ditemukan dalam kondisi mengering, perut kosong, dan tidak adanya makanan di dalam kulkas. Kedua, ditemukan juga bedak dan kapur barus dalam jumlah banyak di lokasi perkara. Apa kata dokter forensik?
1. Mengering karena Kelaparan
Terkait hal ini, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia, Dr. Ade Firmansyah Sugiharto, Sp.FM, memberikan sejumlah tanggapan. Soal jenazah yang ditemukan dalam kondisi mengering, ia menepis klaim yang menyebut terjadi karena kelaparan.
Baca Juga: Keluarga yang Tewas di Kalideres Punya Aset Rp 3,8 Miliar Berupa Rumah dan Mobil
“Kalau secara patologi forensik suatu kematian karena kelaparan itu suatu hal yang jarang. Kita investigasi apakah ada kemungkinan keracunan ataupun hal-hal lainnya. Kondisi mengering itu juga bisa karena kondisi kelaparan atau memang karena kondisi mumifikasi, secara perubahan lanjut karena kematian,” ungkap Dr. Ade saat di wawancarai di acara Peringatan Hari Patologi Internasional di Gelora Bung Karno, Minggu (13/11/2022).
Sebab adanya berbagai hal yang mungkin terjadi itu, menurutnya autopsi adalah cara penting untuk mengetahui kondisi korban. Dr. Ade juga menegaskan, dalam mengetahui kondisi otot korban yang mengecil dan mengering, hal ini tetap bisa terjadi karena kelaparan. Akan tetapi, itu harus membutuhkan penelitian lebih lanjut serta kerjasama dari bidang patologi lainnya.
“Kita lihat kondisi mengecilnya karena apa. Apakah karena memang perubahan lanjut kematian karena mumifikasi karena pasti akan mengecil akan mengering. Namun, bisa juga itu karena kondisi kelaparan,” ucap Dr. Ade.
2. Misteri Kapur Barus
dr Ade mengatakan penggunaan kapur barus ataupun bedak bayi memang memungkinkan untuk menghapus bau.
“Kapur barus dan bedak bayi itu salah satu penemuan TKP yang penting ya. Bisa untuk menghilangkan bau atau mungkin juga hal-hal yang lain. Nanti kita cocokan dengan penemuan di autopsi ini informasi,” kata Dr. Ade.
3. Proses Pembusukan Mayat
Menurut Senior Staff Scientist Oak Ridge National Laboratory, Dr. Arpad A. Vass, proses pembusukan manusia dimulai setelah empat menit setelah seseorang meninggal dunia.
Secara pembusukan tubuh manusia terdiri dari 24 hingga 72 jam setelah kematian organ dalam membusuk. 3 hingga 5 hari, tubuh mulai membengkak dan busa darah keluar dari mulut dan hidung.
8 hingga 10 hari tubuh berubah dari hijau jadi merah saat darah terurai, dan organ perut menumpuk gas. Berapa minggu kuku dan gigi mulai rontok, 1 bulan setelah kematian tubuh mulai mencair.