Anak Makan Diemut? Dokter: Itu Sebenarnya Tanda Perlawanan Dia

Minggu, 13 November 2022 | 11:50 WIB
Anak Makan Diemut? Dokter: Itu Sebenarnya Tanda Perlawanan Dia
Ilustrasi anak susah makan, pilih-pilih makanan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anak-anak terkadang alami susah makan, salah satu tandanya dengan mengemut makanannya. Orang tua perlu tahu bahwa tindakan anak mengemut makanan bisa jadi itu reaksinya untuk 'melawan' karena sudah tidak ingin makan tetapi masih dipaksa.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K)., mengatakan, masih kerap menemui orang tua yang memaksa anaknya untuk makan meski belum lapar. Atau juga dipaksa menghabiskan makanan padahal anak sudah kenyang.

Ilustrasi anak sulit makan sayur. (sumber: Visualphotos)
Ilustrasi anak sulit makan sayur. (sumber: Visualphotos)

"Akibatnya karena anak tidak bisa melawan makanannya diemut olehnya. Ini sebetulnya perlawanan karena dia suka dipaksa makan oleh orangtuanya," kata dokter Piprim dalam konferensi pers virtual bersama Primaku, Kamis (10/11/2022).

Dokter spesialis anak itu menambahkan bahwa pengetahuan seperti itu juga perlu diketahui oleh orang tua. Tidak hanya tentang makanan, setiap masa usia pertumbuhan anak sebenarnya akan terdapat masalah yang berbeda-beda. 

Baca Juga: Heboh Kasus Tewasnya Keluarga di Kalideres, Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Tanpa Makan?

"Belum lagi kalau anaknya sudah reflek kalau dia belum bisa bicara, cukup kata-kata saat usia 2 tahun. Artinya sudah bisa ngomong beberala kalimat. Itu orang tua harus paham bagaimana stimulasinya. Sekarang kan banyak anak-anak hanya dikasih gadget oleh orang tuanya akibatnya terlambat bicaranya," tutur dikter Piprim.

Memang tidak pernah ada sekolah untuk menjadi orang tua, lanjutnya. Untuk itu, para ibu dan ayah perlu terus menambah ilmu tentang cara pengasuhan anak agar tumbuh kembangnya bisa optimal. 

"Hal-hal seperti ini memang orang tua perlu ilmu dari orang yang kompeten," ujarnya.

Sebagai partner resmi dari IDAI dan Kementerian Kesehatan, platform PrimaKu akan menyelenggarakan aktivasi tahunan pertama lewat Parenthood Institute by PrimaKu.

CEO PrimaKu Muhammad Indraputra menjelaskan bahwa melalui acara itu para orang tua bisa mengikuti kelas parenting online bersama dokter dan ahli di bidang kesehatan serta tumbuh kembang anak.

Baca Juga: Bikin Geger! KFC Jerman Akhirnya Minta Maaf usai Promosikan Makan Ayam di Hari Pembantaian Korban Nazi

"Parenthood Institute by PrimaKu ditujukan untuk para orang tua serta calon orang tua yang berdomisili dan berkewarganegaraan Indonesia," kata Indra.

Ada empat kelas parenting yang dikategorikan berdasarkan usia anak, yakni 0-6 Bulan, 7-12 Bulan, 1-3 Tahun, dan 3-5 Tahun. Pada setiap kelas yang dibuka pada 21 November 2022, para peserta akan mendapatkan materi pelajaran dalam tiga format, yaitu artikel, kultum atau video pendek, dan webinar, dengan mengangkat tiga pilar di dalamnya, yaitu kesehatan, wellness, dan ekonomi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI