Pencegahan Stunting di Area Perkotaan: Mudahnya Akses ke Makanan Berpengawet Jadi Tantangan

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Kamis, 10 November 2022 | 18:50 WIB
Pencegahan Stunting di Area Perkotaan: Mudahnya Akses ke Makanan Berpengawet Jadi Tantangan
Pipit Nur Rahma, perwakilan Human Initiative DIY dalam rangkaian acara Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting. (Suara.com/Yasinta)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada daerah pelosok, sering kali ditemukan kasus stunting akibat ketidakmampuan orangtua memenuhi kebutuhan primer rumah tangga, khususnya soal pemenuhan pola makan gizi seimbang.

Meski demikian, area perkotaan tak luput dari permasalahan stunting meski akses ke makanan lebih mudah. Demikian diungkapkan oleh, Pipit Nur Rahma, selaku perwakilan Human Initiative DIY, mitra program Bunda Mengajar Kelurahan Kricak, Yogyakarta.

Hal ini terkait dengan berbagai makanan olahan dan berpengawet yang cepat penyajiannya kerap jadi pilihan orangtua di perkotaan.

"Di wilayah perkotaan, akses makanan mudah, tapi saking mudahnya, ada banyak pilihan makanan instan, yang kerap dikonsumsi. Tidak tahu bergizi atau tidak, yang penting anak kenyang," ujar Pipit dalam rangkaian acara "Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting", Rabu (9/10/22).

Baca Juga: Kasus Stunting Masih Tinggi, Kemenkes Khawatirkan Dampaknya untuk Daya Saing Bangsa di Masa Depan

Tak cuma soal pemberian makanan yang tidak memperhatikan panduan gizi seimbang, stunting di area perkotaan juga dipengaruhi oleh masalah sanitasi dan pola asuh orangtua.

Masalah sanitasi timbul akibat wilayah perkotaan yang cenderung padat, di mana lingkungan pemukiman warga satu sama lain saling berdempetan dan tinggal di wilayah kumuh.

Pipit Nur Rahma, perwakilan Human Initiative DIY dalam rangkaian acara Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting. (Suara.com/Yasinta)
Pipit Nur Rahma, perwakilan Human Initiative DIY dalam rangkaian acara Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting. (Suara.com/Yasinta)

"Selain sanitasi orangtua balita di perkotaan cenderung sibuk, yang membuat pola asuh tidak kondusif. Misalnya ibu membatasi anak main gadget, tapi saat dititip ke neneknya, neneknya membolehkan, jadi ada miskonsepsi dalam parenting," ujar Pipit.

Karena itu, upaya edukasi dan pendampingan untuk meningkatkan kesehatan, pendidikan, dan sumber penghasilan masyarakat diperlukan.

Pada program Bunda Mengajar yang diimplementasikan di Kelurahan Kricak, Yogyakarta ini berfokus pada tiga kegiatan yaitu edukasi, posyandu, dan urban farming.

Baca Juga: Konsumsi Pangan Lokal Bisa Cegah Stunting? Ternyata Begini Faktanya

Diinisiasi oleh PT Sarihusada Generasi Mahardika serta bekerja sama dengan Pemkot DIY dan Danone Indonesia, program tersebut salah satu upaya menjawab berbagai faktor permasalahan pemenuhan gizi seimbang di perkotaan.

Program Bunda Mengajar sendiri merupakan inisiatif program berkelanjutan di bawah payung gerakan bernama “Bersama Cegah Stunting” Danone Indonesia. Program tersebut dikembangkan bersama multi stakeholder dan hingga kini telah menjangkau lebih dari 4,5 juta penerima manfaat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI