Menengok Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting Danone Indonesia, Berfokus pada 3 Pendekatan

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Rabu, 09 November 2022 | 08:00 WIB
Menengok Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting Danone Indonesia, Berfokus pada 3 Pendekatan
Media Gathering “Pentingnya edukasi dan implementasi program pencegahan stunting”
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam semangat memperingati Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada 12 November, Danone Indonesia terus mempertegas komitmennya mendukung Pemerintah dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.

Hal tersebut penting dilakukan mengingat penanganan stunting memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari sektor swasta. Untuk itu, dalam hal penanganan stunting, Danone Indonesia memiliki gerakan bernama "Bersama Cegah Stunting" yang dikembangkan bersama multi stakeholder dan telah menjangkau lebih dari 4,5 juta penerima manfaat.

Dalam upaya menyebarluaskan informasi seputar inisiatif program pencegahan stunting, Danone Indonesia menggelar kegiatan "Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting" bertajuk "Kolaborasi dan Inovasi Dukung Anak Indonesia Jadi Generasi Maju" yang diselenggarakan pada 8-10 November 2022 di Wonosobo dan Yogyakarta.

Melalui kegiatan tersebut, Danone Indonesia ingin berbagi pengalaman praktik baik dalam upaya pencegahan stunting yang berfokus pada 3 pendekatan yaitu Pola Makan, Pola Asuh, dan Sanitasi.

Baca Juga: Kebut Target Penurunan Angka Stunting 2024, Kepala BKKBN Minta Ibu Kasih ASI Ekslusif pada Anak

Kunjungan yang dilakukan diantaranya di daerah Wonosobo, yaitu TANGKAS (Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting) dan WASH (Water Access Sanitation and Hygiene/ Akses Air Bersih dan Sanitasi Higiene) di Desa Tlogomulyo, Wonosobo.

WASH (Water Access Sanitation and Hygiene), Desa Telogomulyo, Wonosobo. (Suara.com/Yasinta)
WASH (Water Access Sanitation and Hygiene), Desa Telogomulyo, Wonosobo. (Suara.com/Yasinta)

Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo menyampaikan bahwa upaya pencegahan stunting sejalan dengan visi keberlanjutan Perusahaan ‘One Planet, One Health’ .

"Di Danone, kami bertujuan membawa kesehatan melalui produk nutrisi, hidrasi, hingga program berkelanjutan ke sebanyak mungkin masyarakat Indonesia, termasuk di Kabupaten Wonosobo," ujarnya.

Bersama Cegah Stunting merupakan integrasi program-program pencegahan stunting nasional yang menyasar edukasi gizi dan pola hidup sehat di keluarga maupun sekolah, seperti Isi Piringku, GESID (Generasi Sehat Indonesia), AMIR (Ayo Minum Air), Warung Anak Sehat (WAS), Bunda Mengajar, TANGKAS, WASH dan Aksi Cegah Stunting (ACS).

Program tersebut dijalankan melalui kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, organisasi profesi dan LSM.

Baca Juga: GMC Banten Bangun Rumah Gizi dan Stunting untuk Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Kemitraan yang Danone Indonesia melalui PT. Tirta Investama (Danone-AQUA) Pabrik Wonosobo lakukan di Kabupaten Wonosobo, terdiri dari program TANGKAS dan WASH.

Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia. (Suara.com/Yasinta)
Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia. (Suara.com/Yasinta)

Melalui program TANGKAS (Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting), Danone Indonesia bersama Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) berupaya untuk membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya kesehatan lingkungan dan PHBS serta pola makan dengan gizi seimbang. Sementara program WASH merupakan dukungan penyediaan serta perbaikan fasilitas sanitasi dan air bersih.

Stunting merupakan kondisi di mana anak mengalami masalah pertumbuhan, hingga tinggi badannya di bawah rata-rata anak seusianya. Tapi tak cuma fisik, stunting bisa berpengaruh pada kognitif.

Ahli Gizi dari dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) – Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi., mengatakan permasalahan stunting tidaklah berdiri sendiri, sebab lingkungan terdekat anak merupakan faktor yang turut memberi pengaruh besar.

"Terdapat berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan stunting antara lain, kurang memperhatikan status gizi ibu selama kehamilan, praktik menyusui atau ASI tidak eksklusif selama enam bulan pertama, praktik pemberian makan pendamping (MPASI) yang tidak tepat, pemantauan tumbuh kembang anak yang tidak rutin," ungkapnya.

Selain itu, status sosial ekonomi rumah tangga, ketahanan pangan keluarga, minimnya akses air bersih, buruknya fasilitas sanitasi, dan kurangnya kebersihan lingkungan juga menjadi penyebab stunting.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI