Suara.com - Sejarah baru perkembangan kedokteran di Indonesia, dengan berhasilnya operasi tranplantasi jantung dilakukan di rumah sakit di Indonesia. Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita akan jadi fasilitas kesehatan pertama di Indonesia yang bisa melakukan tindakan tersebut.
Direktur Utama RSPJN Hatapan Kita Dr. dr. Iwan Dakota, Sp. JP(K), MARS., menyampaikan bahwa layanan tranplantasi jantung sebenarnya sangat diperlukan di Indonesia. Sebab, pasien gagal jantung sendiri di Indonesia cukup banyak.
Kementerian Kesehatan RI juga menyatakan bahwa penyakit jantung masih jadi penyebab utama kematian di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan penyakit jantung. Dari sebelumnya 0,5 pada 2013 menjadi 1,5 persen pada 2018.
"Kenapa harus transplantasi? Karena yang gagal jantung di Indonesia banyak banget. Tidak ada opsi selain transplantasi. Di antara negara ASEAN saja sebenarnya kita termasuk yang terbelakang," kata dokter Iwan dalam konferensi pers di RSPJN Harapan Kita, Jakarta, Selasa (8/11/2022).
Baca Juga: 4 Tips Menjaga Kesehatan Jantung agar Tetap Berfungsi Optimal
Gagal jantung merupakan kondisi jantung yang gagal memompa darah ke seluruh tubuh. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan RSPJN Harapan Kitadr. Rarsari Soerarso, Sp.JP (K)., mengatakan bahwa hampir semua penyakit jantung akan berakhir pada gagal jantung. Apabila tidak segera mendapat pertolongan medis, pasien gagal jantung bisa meninggal dunia.
Data RSPJN Harapan Kita, kebanyakan pasien jantung yang dirawat mengalami pelemahan jantung, artinya fungsi organ tersebut hanya sekitar 20 persen. Tercatat pula bahwa 4 dari 5 pasien jantung sebenarnya butuh transplantasi tersebut.
Apabila donor jantung itu bisa dilakukan, maka kemungkinan pasien sembuh jadi semakin besar.
"Dokter bedah kita sudah lakukan pelatihan transplantasi pada babi dan berhasil, juga akan ada supervisi dari Taiwan dan Jerman. Ke depan kita akan bekerja sama dengan perusahaan tranplantasi di Amerika," kata Kepala Bidang Pelayanan Medik RSPJN Harapan Kita Dr. dr. Isman Firdaus, Sp.JP(K).
Pelaksanaan layanan tersebut masih harus menunggu pematangan regulasi dari Kementerian Kesehatan. Sehingga belum ada jadwal pasti kapan tranplantasi jantung pertama di Indonesia akan dilakukan.
Baca Juga: Tips dan Cara Membersihkan Kotoran di Pembuluh Darah Secara Alami, Resep dr. Zaidul Akbar
Dokter spesialis bedah jantung Dudy Arman Hanafy Sp.BTKV(K). MARS., mengatakan bahwa operasi transplantasi jantung memang hampir tidak pernah dijadwalkan. Sebab, jantung yang akan didonorkan harus didapat dari orang yang baru meninggal.
Jeda waktu antara pendonor tersebut meninggal hingga jantung dicangkok ke pasien penerima maksimal hanya boleh 4 jam.
"Kalau lebih dari itu sel dalam jantung itu bisa rusak," jelas dokter Arman.
Untuk itu, ia menyampaikan bahwa untuk melakukan tranplantasi tersebut, dokter masih harus menunggu jantung yang layak untuk didonorkan.
"Memang ini akan jadi momen sejarah tranplantasi jantung di Indonesia. Kapan dilakukannya, kita tidak tahu. Kalau tranplantasi jantung mau gak mau kita menunggu donornya saat dia meninggal," ujarnya.