Sama-Sama Berbahan Herbal, Ketahui 3 Perbedaan Jamu dan Obat Fitofarmaka

Sabtu, 05 November 2022 | 13:18 WIB
Sama-Sama Berbahan Herbal, Ketahui 3 Perbedaan Jamu dan Obat Fitofarmaka
Ilustrasi Jamu Tradisional, obat herbal. (freepik/jcomp)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Obat herbal masih populer dan jadi pilihan masyarakat Indonesia. Beberapa orang di Indonesia lebih memilih obat herbal karena tidak menggunakan bahan kimia.

Director of Research & Business Development Dexa Group, Prof. Raymond R. Tjandrawinata mengatakan, obat herbal sendiri pada dasarnya terbagi menjadi beberapa jenis, seperti jamu dan fitofarmaka (obat herbal modern). Apa bedanya?

Meski keduanya sama-sama dari herbal, Prof. Raymond menuturkan jamu dan fitofarmaka memiliki beberapa perbedaan di antaranya sebagai berikut.

Director of Research & Business Development Dexa Group, Prof. Raymond R. Tjandrawinata jelaskan perbedaan fitofarmaka dan jamu. (Fajar/Suara.com)
Director of Research & Business Development Dexa Group, Prof. Raymond R. Tjandrawinata jelaskan perbedaan fitofarmaka dan jamu. (Fajar/Suara.com)

1. Proses pembuatan

Baca Juga: Rahasia! 2 Resep Pelangsing Tubuh dari Dokter Zaidul Akbar

Jamu

Untuk jamu, proses pembuatannya tidak memerlukan studi apapun. Hal ini karena jamu dibuat berdasarkan resep yang sudah ada sejak turun temurun.

Fitofarmaka

Untuk fitofarmaka, proses pembuatannya membutuhkan proses studi dan uji klinik yang panjang. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa obat yang dibuat memberikan khasiat kepada pasien yang mengonsumsi.

Prof. Raymond menuturkan, setiap produk fitofarmaka mempunyai uji klinis yang berbeda-beda. Misalnya ada produk yang telah melakukan 8 protokol. Sementara setiap protokol itu bisa mencapai 8 tahun.

Baca Juga: Coba Mulai Malam Ini Minum Ramuan Ajaib dr.Zaidul Akbar Bersihkan Organ Vital Dalam Tubuh

2. Manfaat

Jamu

Prof. Raymond menjelaskan, manfaat jamu dapat dibuktikan berdasarkan empiris saja. Jamu juga lebih ditujukkan untuk memperbaiki masalah dalam bentuk promotif dan preventif.

Fitofarmaka

Untuk fitofarmaka dapat dipasarkan setelah uji klinik yang membuktikan bahwa obat ini mempunyai khasiat kepada pasien. Selain itu, dalam pembuatannya, Prof. Raymond menuturkan, biasanya akan dilihat terlebih dahulu masalah penyakit yang dialami.

Setelah itu, akan disesuaikan dengan bahan baku berdasarkan penyakit tersebut. Oleh sebab itu, obat fitofarmaka dinilai memiliki manfaat yang sama dengan produk impor yang berbahan dasar kimia.

3. Efek samping

Jamu

Untuk efek samping jamu, hal ini tergantung dengan bahan-bahan untuk membuatnya. Sebab fungsinya untuk promotif dan preventif, efek samping pada jamu juga kemungkinan tidak terlalu buruk bagi kesehatan.

Fitofarmaka

Sama halnya dengan jamu, Prof Raymond menjelaskan, fitofarmaka juga memiliki efek samping, hanya saja minor. Biasanya, efek samping yang dialami seperti gatal-gatal. Namun, kondisi ini dapat diatasi dengan berhenti mengonsumsi obat tersebut.

Itu dia beberapa perbedaan jamu dan fitofarmaka (obat herbal modern). Pada dasarnya keduanya memiliki kelebihan dan manfaat masing-masing. Namun, untuk penggunaannya bisa berbeda tergantung kondisi yang dialami.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI