Vaksin Inavac Buatan Indonesia Dapat Izin Penggunaan Darurat, Efek Sampingnya Berat Nggak Ya?

Jum'at, 04 November 2022 | 18:01 WIB
Vaksin Inavac Buatan Indonesia Dapat Izin Penggunaan Darurat, Efek Sampingnya Berat Nggak Ya?
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi menerbitkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization atau EUA) untuk vaksin Merah Putih atau vaksin Inavac. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi menerbitkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization atau EUA) untuk vaksin Merah Putih atau vaksin Inavac. Bagaimana efek samping vaksin buatan dalam negeri ini?

Dalam konferensi pers yang diadakan pada Jumat (4/11/2022), Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan sama seperti vaksin lainnya, vaksin Inavac juga memiliki efek samping. Dibandingkan dengan vaksin Covid-19 lain seperti CoronaVac, Penny mengatakan efek samping vaksin Inavac relatif lebih ringan.

“Secara keseluruhan efek samping dari Vaksin Inavac dilaporkan memiliki derajat ringan sedang, relatif sebanding dengan CoronaVac,” jelas Penny secara daring.

Vaksin Nusantara yang dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto makin dikenal publik. Tak tanggung-tanggung, vaksin tersebut diulas oleh jurnal Internasional. (pixabay/ilustrasi vaksin)
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi menerbitkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization atau EUA) untuk vaksin Merah Putih atau vaksin Inavac. (pixabay/ilustrasi vaksin)

Beberapa efek samping yang bisa dirasakan antara lain nyeri, demam, dan sakit kepala.

Baca Juga: Kabar Baik! BPOM Resmi Rilis Vaksin Inavac: 100 Persen Karya Anak Bangsa Indonesia

“Efek samping yang sering terjadi berupa nyeri lokal, demam, nyeri otot, sakit kepala. Tidak ada kematian dan adverse event,” sambungnya.

Pemberian vaksin Inavac juga dua dosis dengan interval 28 hari. Selain itu, Antibodi netralisasi vaksin Inavac secara umum sebanding dengan vaksin CoronaVac. Vaksin ini menstimulasi imunitas tubuh terhadap Sars Cov-2 untuk usia 18 tahun ke atas.

Untuk platform dari teknologi vaksin Inavac adalah inactivated dikembangkan di Universitas Airlangga diproduksi serta didaftarkan oleh PT Biotis Pharmaceutical Indonesia. Vaksin ini dikembangkan dari hulu berdasarkan hasil isolasi virus Sars Cov-2 Covid-19 di Surabaya.

Pengembangan vaksin Inavac ini merupakan bentuk kerja sama pengembangan penelitian yang dilakukan di Universitas Airlangga dengan pendampingan BPOM. Sementara itu, vaksin Inavac ini diproduksi serta didaftarkan oleh PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menyebut vaksin merah putih alias vaksin Inavac sudah mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA). (Tangkapan Layar/Suara.com)
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menyebut vaksin merah putih alias vaksin Inavac sudah mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA). (Tangkapan Layar/Suara.com)

“Ini bentuk kolaborasi bersama BPOM. Ini jadi kebahagiaan kami dan juga kebanggan BPOM yang sudah mendampingi mulai dari penelitian juga pengembangan dan juga persiapan dari fasilitas produksinya dari PT Biotis Pharmaceutical Indonesia yang juga pengembangan sudah bekerja sama dengan sangat intensif penelitian di Universitas Airlangga,” jelas Penny.

Baca Juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Dua Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri, Dukung Kemandirian Vaksin Indonesia

Ia juga menegaskan bahwa produksi vaksin Inavac alias vaksin Merah Putih 100 persen dilakukan di dalam negeri.

“Badan POM menginformasikan kepada masyarakat adanya persetujuan penggunaan dari vaksin Covid-19 dari produksi dalam negeri yaitu 100 persen dari peneliti Indonesia dengan nama Inavac atau dikenal juga sebelumnya dengan nama vaksin merah putih,” tutup Penny.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI