Suara.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mendatangi kediaman Gubernur Papua Lukas Enembe karena alasan kesehatan. Lukas disebut alami stroke berulang sebanyak 4 kali.
Menurut Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri, Lukas sudah alami serangan stroke sebanyak 4 kali yang membuat kondisi kesehatannya memburuk. Di sisi lain penyidik KPK mendatangi Lukas, setelah ia dinyatakan sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi sebesar Rp 1 miliar.
Stroke adalah kondisi terjadinya gangguan atau berkurangnya pasokan darah ke otak, bisa disebabkan akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Dalam acara peluncuran FAST Rescue beberapa waktu lalu, Ketua Indonesian Stroke Society dr. Adin Nulkhasanah, SpS, MARS, membenarkan jika serangan stroke bisa terjadi berulangkali. Namun di setiap serangan berikutnya kondisi bisa lebih membahayakan dari serangan sebelumnya.
Baca Juga: Hari Ini! KPK Bersama IDI Periksa Lukas Enembe di Papua Pukul 13.00 WIT
"Jika kecacatan akibat serangan stroke yang pertama masih bisa jalan, maka kecacatan akibat serangan stroke kedua mungkin jalannya harus pakai tongkat," ujar dr. Adin
dr. Adin menambahkan gejala dan risiko kerusakan akibat insiden serangan stroke berulang, sangat jarang tingkat keparahannya lebih ringan dari serangan stroke sebelumnya.
Apalagi kata dr. Adin, serangan stroke jadi tanda penderita mengabaikan faktor risiko pemicu serangan stroke kembali terjadi, seperti tidak menjaga kesehatannya.
"Apa saja faktor risiko penyebab sumbatan, dan faktor risiko ini harus tetap dijaga saat kembali pulang, agar serangan stroke tidak kembali terjadi," pungkas dr. Adin.
Perlu diketahui, saat serangan stroke terjadi setiap detik ada satu sel saraf di otak yang mati, yang akhirnya mempengaruhi fungsi tubuh.
Baca Juga: Firli Bahuri Bersama Penyidik KPK Persiapan Menuju Kediaman Gubernur Papua Lukas Enembe
Padahal sel saraf di otak yang sudah mati tidak bisa dikembalikan, itulah mengapa orang yang pernah mengalami serangan stroke sulit untuk pulih seperti sedia kala.
Itu juga yang menyebabkan dalam penanganan serangan stroke dikenal istilah golden time period selama 4,5 jam. Semakin lama tidak tertangani semakin banyak pula sel saraf otak yang mati.
"Memanfaatkan golden time period akan memperbaiki 40 persen, tidak bisa pulih 100 persen," pungkas dr. Adin.