Angka Penderita Kanker Diprediksi Terus Meningkat, Sebandingkah Dengan Jumlah Dokter?

Rabu, 02 November 2022 | 20:43 WIB
Angka Penderita Kanker Diprediksi Terus Meningkat, Sebandingkah Dengan Jumlah Dokter?
Ilustrasi kanker (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kanker menjadi salah satu penyakit yang tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, penyakit satu ini juga menjadi pembunuh tertinggi setelah penyakit jantung dan stroke. Diperkirakan, pada 2030 kasus kanker baru akan mencapai angka 489.000.

Sementara itu, sekitar 70 persen pasien di Indonesia meninggal dunia setelah satu tahun terdiagnosa kanker. Health System Partner Roche Indonesia, Nani Widjaja mengatakan, tingginya akan kematian ini terjadi karena adanya keterbatasan sumber daya, pengetahuan, dan keterlambatan diagnosis.

Selain itu, keterbatasan jumlah serta persebaran dokter ahli kanker dan perawat juga menjadi faktor angka kematian yang tinggi. Hal ini karena, masalah tersebut akan sangat memengaruhi kualitas penanganan dan pengobatan pasien kanker.

“Faktor penyebabnya karena adanya keterbatasan sumber daya, pengetahuan, dan terlambatnya diagnosa. Terus juga keterbatasan jumlah dan persebaran dokter dan perawat memengaruhi kualitas penatalaksanaan dan hasil yang diberikan,” jelas Nani Widjaja dalam acara Peresmian Tahapan Kemitraan Strategis Untuk Tingkatkan Hasil Penanganan Kanker di Indonesia, Rabu (2/10/2022).

Baca Juga: Awas Jangan Diremehkan, Lebam pada Kulit Bisa Jadi Tanda Penyakit Leukimia

Dalam menangani permasalahan tersebut, Roche Indonesia dan RS Kanker Dharmais bekerja sama dengan FIK UI membuat program Extension for Community Healthcare Outcomes (ECHO) dalam meningkatkan jumlah perawat onkologi untuk membantu penanganan penatalaksanaan kanker di Indonesia.

Nantinya perawat akan mendapatkan pendidikan spesialis onkologi untuk mendukung percepatan transformasi kesehatan yang dilakukan Kemenkes. Direktur Fasilitas Layanan Kesehatan Kemenkes RI, dr. Aswan Usman, M. Kes, mengatakan, program ini akan sangat baik untuk pelayanan kesehatan dalam menangani kanker di Indonesia.

“Ini sangat membantu kita punya program, terutama tadi transformasi layanan rujukan ujung-ujungnya adalah bagaimana mengatasi hal-hal yang bersifat terkait penanganan pasiennya,” ucap dr. Aswan.

Sementara itu, Direktur Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais, Dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS, menambahkan, dengan pengembangan perawat spesialis onkologi ini akan membantu beberapa daerah agar tidak perlu ke kota besar untuk mendapat pengobatan kanker.

“Kementerian kesehatan ini sudah melakukan transformasi layanan kesehatan, gimana supaya rumah sakit di daerah itu sudah memiliki fasilitas, SDM yang cukup sehingga masyarakat tidak terlambat dan juga tidak perlu jauh-jauh ke kota besar di daerahnya sendiri sudah bisa,” jelas Dr. Soeko.

Baca Juga: Emang Bener Wanita Gemuk Jadi Faktor Sulit Hamil? Dokter Boyke Beberkan Penjelasannya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI