Suara.com - Investasi pemberian makanan sehat dan bergizi dalam keluarga seharusnya menjadi prioritas orangtua agar anak memperoleh nutrisi optimal untuk tumbuh kembangnya.
Tema Hari Pangan Sedunia 2022 yakni “Leave No One Behind” menunjukan bahwa seluruh masyarakat Indonesia, apa pun latar belakangnya, memiliki hak untuk memperbaiki status gizi dan status kesehatan.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2020 dari Badan Pusat Statistik menyebutkan, anak-anak Indonesia masih mengalami kerawanan akses terhadap makanan sehari-hari. Kondisi tersebut diperparah dengan kenaikan harga bahan pokok dan pangan, imbas dari inflasi dan kenaikan BBM.

Sehingga daya beli masyarakat terhadap bahan pangan, khususnya protein hewani berkurang. Jika masyarakat sulit mengakses makanan bergizi, angka stunting di Indonesia akan sulit diturunkan.
Pakar ekonomi kesehatan dari Ikatan Ekonomi Kesehatan Indonesia, Mutia A. Sayekti S.Gz., MHEcon mengatakan, inilah yang membuat malnutrisi atau permasalahan gizi sering dikaitkan dengan status ekonomi.
"Ketahanan pangan dapat tercapai apabila setiap saat semua orang memiliki akses terhadap makanan yang cukup, aman, bergizi, sesuai kebutuhan diet untuk mencapai hidup sehat dan produktif," jelas dia dalam webinar Hari Pangan Sedunia 2022 bersama Danone Specialized Nutrition Indonesia.
Dalam skala rumah tangga, lanjut Mutia, ketahanan pangan dapat dimulai dengan memastikan keluarga mengkonsumsi gizi seimbang yang dapat diterapkan dalam beberapa langkah seperti berkomitmen untuk hidup sehat sesuai dengan kemampuan, merencanakan menu per-minggu dengan konsep isi piringku, mempertimbangkan konsumsi makan anak di luar rumah, serta meningkatkan literasi keluarga terhadap kebutuhan nutrisi dan khususnya membuat anggaran khusus belanja bahan makanan.
"Orangtua dapat membuat skala prioritas dalam pengeluaran belanja, dengan mengutamakan kebutuhan yang esensial seperti pangan sehat dan bergizi untuk anak-anak mereka,” kata Mutia.
Mutia mencontohkan, untuk estimasi belanja makanan selama 3-5 hari dengan anggaran sekitar Rp 185.000 (dengan estimasi biaya di wilayah Depok, Jawa Barat dan sekitarnya) sudah bisa mendapatkan lauk protein hewani, nabati, sayuran, dan bumbu-bumbu serta susu untuk keluarga yang terdiri dari 2 orang dewasa dan 2 anak-anak.
Baca Juga: Anak Ferdy Sambo, Bagian Cerita di Sidang Pembunuhan Brigadir Yosua yang Buat Publik Kerutkan Dahi
Estimasi dalam sebulan pengeluaran belanja makanan adalah Rp 816.000, atau sekitar 23-24% untuk rumah tangga dengan kisaran penghasilan Rp 4-5 juta.