Setelah Olahraga Kaki Gak Boleh Ditekuk, Mitos atau Fakta? Ini Kata Dokter Orthopedi

Jum'at, 28 Oktober 2022 | 19:59 WIB
Setelah Olahraga Kaki Gak Boleh Ditekuk, Mitos atau Fakta? Ini Kata Dokter Orthopedi
Ilustrasi menekuk lutut setelah olahraga. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beredar anjuran untuk tidak menekuk lutut setelah berlari atau berolahraga karena akan menyebabkan varises. Mitos atau fakta?

Hal ini dibantah Dokter Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi, dr. Noha Roshadiansyah Soekarno, Sp.OT (K) yang mengatakan kaki tetap boleh ditekuk setelah berolahraga, dengan durasi yang wajar.

"Kalau ditekuknya terus-terusan mungkin jadi fakta kali ya, tapi kalau tekuk sejenak nggak apa-apa," ujar dr. Noha dalam acara diskusi Eka Hospital di Bekasi, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Dokter Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi, dr. Noha Roshadiansyah Soekarno, Sp.OT (K) dari Eka Hospital Bekasi. (Dini/Suara.com)
Dokter Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi, dr. Noha Roshadiansyah Soekarno, Sp.OT (K) dari Eka Hospital Bekasi. (Dini/Suara.com)

dr. Noha menambahkan kebiasaan meluruskan kaki setelah berolahraga, tidak berhubungan dengan varises tapi setelah berolahraga wajib melakukan pendinginan agar tidak terjadi kram pada otot kaki,

Baca Juga: Cuma Ada 3 Dokter Spesialis di Jakarta, Dinkes DKI Akui Tak Semua RS Bisa Tangani Gagal Ginjal Akut

Varises adalah pelebaran atau pembengkakan pembuluh darah vena akibat penumpukan darah di dalam pembuluh tersebut.

Dokter yang juga Konsultan Hip and Knee Eka Hospital Bekasi itu mengatakan, posisi pendinginan kaki setelah berolahraga atau berlari, bukan berarti kaki harus tegak lurus, melainkan hanya posisi rileks atau santai.

"Jadi habis olahraga, sewajarnya dia melemaskan kakinya, dan paling lemas itu posisinya setengah dilurusin. Jadi setengah lurus itu rileks atau santai," ungkap dr. Noha.

Menurut dr. Noha dasar pendinginan setelah olahraga yaitu tidak membiarkan otot tegang dan aliran pembuluh darah bekerja dengan cepat, sehingga perlu diturunkan secara perlahan dengan cara rileks, seperti menarik dan mengeluarkan napas.

Apalagi umumnya jantung detak kencang saat olahraga intensitas tinggi, sehingga untuk menurunkan denyut jantungnya tidak dengan cara langsung berhenti olahraga, tapi menurunkan kecepatan olahraga jadi lebih rendah.

Baca Juga: Dokter Tifa Ungkap Siap Maju Jadi Presiden: Saya Akan Menginspirasi!

"Ibaratnya nekuk lama, emang nggak enak. Jadi yaudah itu basic aja, nggak terlalu spesifik, tEtap boleh ditekuk tapi nggak lama-lamalah," tutup dr. Noha.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI