5 Tips Agar Gak Jadi Remaja Jompo yang Rentan Osteoporosis, Jangan Anggap Sepele

Selasa, 25 Oktober 2022 | 13:10 WIB
5 Tips Agar Gak Jadi Remaja Jompo yang Rentan Osteoporosis, Jangan Anggap Sepele
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Istilah remaja jompo populer di media sosial sejak 2021 lalu. Istilah tersebut untuk menggambarkan anak muda yang baru beranjak dewasa tetapi tubuhnya mudah lelah, pegal, dan seperti kurang tenaga meski sebenarnya sehat.

Kondisi terdebut biasanya dipengaruhi karena gaya hidup tidak sehat, salah satunya jarang berolahraga. 

Kementerian Kesehatan mengingatkan bahwa gaya hidup sehat bisa berdampak jangka panjang, salah satunya terhadap kesehatan tulang seperti osteoporosis. Kondisi pengeroposan tulang itu termasuk penyakit tidak menular yang masih banyak diidap masyarakat Indonesia.

"Berdasarkan data, 2 dari 5 masyarakat kita berisiko osteoporosis dan mengingat bisa jadi beban penyakit tidak menular karena lama penanganannya," kata Ketua Tim Kerja Kesehatan Olahraga Kemenkes dr. Ari Setyaningrum, Sp.KO., dalam perayaan Hari Osteoporosis Dunia di Jakarta beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Ahmad Riziq Sumbang Medali Emas pada Ajang Asian Youth Chess Championship 2022

Ilustrasi kebiasaan mencegah osteoporosis. (Pexels)
Ilustrasi kebiasaan mencegah osteoporosis. (Pexels)

Osteoporosis biasa identik dengan penyakit orang lanjut usia. Tetapi, sebenarnya perjalanan osteoporosis bisa terjadi sejak seseorang masih berusia 30-an tahun. 

Puncak pertumbuhan masa kepadatan tulang terjadi saat usia 20-30 tahun. Selama itu, anak muda diharapkan dapat lakukan gaya hidup sehat untuk menabung masa kepadatan tulang. Sebab, mulai usia 30 tahun ke atas, kepadatan tulang tersebut akan menurun alami secara perlahan.

"Osteoporisis itu silent desease. Jadi kita gak akan tahu sampai tiba-tiba nanti mudah alami fraktur atau patah tulang," ujarnya.

Dalam anjuran Kemenkes dikenal lima langkah untuk memiliki tulang sehat dan terhindar patah tulang, di antaranya:

1. Rutin Berolahraga

Baca Juga: Jadwal Liga Champions, Rabu (26/10); Pertaruhan Terakhir Juventus, Haaland Balik ke Dortmund

Osteoporosis erat kaitannya dengan aktivitas fisik. Dianjurkan untuk lakukan aktivitas fisik dengan benar, terukur, dan teratur selama 30 menit per sesi diulang hingga 3sampai 5 kali per minggu. Selain olahraga aerobik untuk mengasah otot jantung, olahraga angkat beban untuk perkuat otot tubuh juga sangat dianjurkan untuk mengoptimalkan kondisi fisik.

2. Diet Sehat dan Kaya Nutrisi 

Nutrisi yang paling dibutuhkan tulang seperti kalsium. Sumber nutrisi tersebut bisa didapatkan dari makanan sehari-hari seperti tempe, sayuran, juga susu. Selain itu, tulang juga butuh zink, magnesium, juga vitamin. Sumber-sumber nutrisi tersebut sebenarnya bisa didapat dengan mengonsumsi makanan bergisi seimbang setiap hari.

3. Tidak Merokok dan Konsumsi Alkohol

Paparan asap rokok juga konsumsi alkohol berlebihan bisa merusak fungsi organ dalam tubuh. Salah satu dampaknya jadi meningkatkan risiko patah tulang akibat osteoporosis. 

4. Deteksi Dini

Osteoporosis bisa disebabkan karena faktor genetik. Apabila ada anggota keluarga yang pernah alami patah tulang akibat osteoporosis, sebaiknya lakukan deteksi dini. Osteoporosis juga bisa disebabkan karena penggunaan obat tertentu dalam jangka waktu lama, seperti steroid.

5. Tidak Obesitas

Menjaga dan mempertahankan berat badan tidak sekadar untuk kecantikan dan penampilan fisik, melainkan juga demi kesehatan. Berat badan yang ideal bisa terlihat dari body mass index (BMI) yang disesuaikan dengan tinggi badan, usia, dan jenis kelamin. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI