Suara.com - Usai meningkatnya kasus penyakit gagal ginjal akut pada anak-anak, pemerintah melalui Kemenkes (Kementerian Kesehatan) terus berupaya mengatasi kasus penyakit tersebut. Salah satu caranya yaitu dengan mendatangkan obat Fomepizole. Lantas, bagaimana tingkat efektivitas fomepizole? Berikut ini penjelasnnya.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan (Menkes) telah menegaskan bahwa pemerintah akan mendatangkan obat Fomepizole sebanyak 200 vial, yang mana obat tersebut akan digunakan sebagai antidote untuk penderita gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI).
Budi menyampaikan bahwa vial obat tersebut diimpor dari Australia dan Singapura. Adapun satu vial obat akan digunakan untuk satu pasien. Budi juga menyampaikan bahwa harga per vial obat ini mencapai Rp 16 juta.
"Satu vialnya Rp 16 juta harganya, itu untuk sementara kita (negara) yang nanggung," tutur Budi dalam konferensi pers.
Lantas, sebenarnya apa itu obat fomepizole dan bagaimana cara kerja maupun tingkat efektifitasnya? Untuk selengkapnya, berikut ini ulasannya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Apa itu fomepizole?
Fomepizole merupakan obat untuk menangkal racun jenis tertentu. Fungsi fomepizole ini digunakan untuk mengobati seseorang dari keracunan zat etilen glikol atau metanol yang biasa terkandung dalam bahan bakar, pelarut, maupun bahan kimia rumah tangga lainnya).
Melansir dari Drugs.com, kadang obat fomepizole ini digunakan sebagai bahan campuran hemodialisis untuk membuang racun yang ada di dalam tubuh. Lalu, bagaimana cara kerja obat fomepizole?.
Cara Kerja dan Tingkat Efektivitas Fomepizole
Mengenai cara kerjanya, obat ini pertama-tama akan disuntikkan ke vena pasien melalui infus. Nantinya, obat ini mungkin akan dicampur dengan obat-obatan lainnya serta cairan IV untuk proses pengobatan dan perawatan pasien