Suara.com - Stunting masih menjadi tantangan di sektor kesehatan Indonesia. Pemerintah sendiri menargetkan percepatan penurunan stunting di Indonesia menjadi 14 persen di 2024.
Untuk mencapat tujuan tersebut, Dexa Group berkolaborasi dengan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI menggelar program Edukasi dan Pemberian ASI Eksklusif di 1.000 Hari Pertama Kehidupan bagi ibu hamil dan ibu menyusui di Kabupaten Brebes
Inisiatif ini karena tingginya angka prevalensi stunting di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang mencapai 28 persen. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa Presiden RI Joko Widodo meminta agar para ibu muda mendapat perhatian lebih dari pemerintah karena masih dalam usia produktif. Melalui program edukasi cegah stunting ini diharapkan akan menambah wawasan ibu hamil untuk mencegah stunting.
“Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, bergotong royong untuk penanganan stunting, termasuk Dexa Group yang telah mengumpulkan dan mengedukasi ibu hamil, ibu menyusui dan bidan yang menjadi target sasaran program ini. Agar anak kita tidak stunting, ibu-ibu harus berikan ASI Ekslusif selama 6 bulan full dikasih ASI. Kalau kurang lancar, ada produk dari Dexa Medica yang terbuat dari daun katuk, torbangun dan ikan gabus,” kata Hasto Hardoyo dalam keterangannya baru-baru ini.
Baca Juga: Percepat Turunkan Kasus Stunting, BKKBN Minta Malang Giatkan Posyandu
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Ibu Yunita Dyah Suminar bahwa dalam penanganan stunting diperlukan kerja sama dari semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga pihak swasta. Yunita menjelaskan bahwa edukasi bagi ibu hamil sangat penting untuk para ibu agar melahirkan bayi yang sehat, sehingga dapat menekan angka stunting.
“Stunting menjadi persoalan kita bersama. Jadi bukan tanggung jawab BKKBN saja, tapi masalah kita bersama. Tentu terima kasih kepada Dexa dan BKKBN yang sudah memberikan support ke Kabupaten Brebes untuk memberikan solusi lewat produk yang terbuat dari daun katuk, daun torbangun, ikan gabus yang bisa memperlancar ASI,” ujar Ibu Yunita.
Sementara itu, Bupati Brebes Hj. Idza Priyanti Sampai Oktober 2022 ini, mengatakan bahwa angka kematian ibu di Kabupaten Brebes mencapai angka 39. Kemudian angka kematian anak ada di angka 140. Maka, dengan adanya acara edukasi mengenai stunting dan ASI eksklusif, ibu-ibu yang sedang hamil ataupun menyusui diharapkan anaknya nanti kelak akan menjadi anak-anak yang cerdas, produktif, mandiri, dan dapat menggapai cita-cita.
Presiden Direktur PT Dexa Medica V. Hery Sutanto bahwa pihaknya juga berperan aktif mendukung percepatan penanganan stunting di Indonesia.
“Kami bersama dengan BKKBN menginisiasi program edukasi untuk 1.000 bidan pendamping keluarga guna mencegah stunting. Inisiasi ini diharapkan dapat mempercepat upaya penurunan prevalensi stunting di Indonesia, khususnya di Kabupaten Brebes. Kami juga berharap, melalui program ini para ibu hamil yang telah diedukasi dapat berbagi ilmunya, sehingga dampaknya dapat meluas ke seluruh pelosok Nusantara,” ujar Bapak V. Hery.
Baca Juga: Ini Dua Jenis Pangan Hewani yang Wajib Ada untuk Atasi Stunting
Untuk mencegah stunting, Dexa Group melakukan inovasi di bidang farmasi melalui produk-produknya, salah satunya produk HerbaAsimor yang dikembangkan dari kekayaan alam Indonesia yang berperan membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI.
HerbaAsimor menggunakan bahan alam asli Indonesia yakni daun katuk, daun torbangun, dan fraksi bioaktif ikan gabus yang diolah dengan teknologi modern. Saat ini Asimor digunakan oleh ibu menyusui di 32 provinsi dan lebih dari 250 kabupaten/kota di Indonesia. Manfaat HerbaAsimor dirasakan oleh para ibu menyusui dengan naiknya kualitas dan dan kuantitas ASI. Berdasarkan hasil riset terhadap konsumen yang dilakukan oleh PT Dexa Medica, sebanyak 8 dari 10 ibu menyusui merasakan manfaat HerbaAsimor ini.
“HerbaAsimor dikembangkan dari biodiversitas Indonesia, yang memiliki TKDN atau Tingkat Komponen Dalam Negeri, sangat tinggi yakni di atas 80 persen. Ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mewujudkan kemandirian farmasi nasional, program prioritas belanja produk produksi dalam negeri, dan program bangga buatan Indonesia (BBI),” kata Bapak V. Hery.