Suara.com - Sering kali ketika melihat anak bermain lari-larian atau loncat-loncatan, para orang tua menyuruhnya untuk berhenti. Menurut beberapa orang tua, hal-hal tersebut justru berbahaya jika sang anak nantinya terjatuh.
Padahal, beberapa aktivitas tersebut rupanya sangat berdampak bagi kesehatan anak, tidak hanya saat itu tetapi juga di masa depan. Dokter Spesialis Olahraga, dr. Andi Kurniawan, Sp.KO, mengatakan, harus bisa mendorong anaknya untuk terus bergerak.
“Orang tua tuh harus bisa mendukung anaknya untuk bergerak karena kepadatan tulang puncaknya di 20-30 tahun. Jadi memang harus banyak bergerak mau loncat-loncat, lari, atau macam-macam,” kata Dokter Andi saat diwawancarai, Minggu (23/10/2022).
Dokter Andi mengatakan, anak saat ini biasanya justru anak malas untuk keluar dan memilih di rumah bersama ponselnya. Akibat kurangnya aktivitas fisik tersebut dapat berisiko menyebabkan osteoporosis meskipun sudah mengonsumsi kalsium.
Baca Juga: 4 Fakta Menarik dari Bermain Catur, Baik untuk Kesehatan Mental!
“Kalau dulu saya disuruh pulang susah karena main diluar. Kalau sekarang anak disuruh main ke luar aja susah. Terus anak kita dikasih kalsium nutrisi yang tinggi tapi kalau dia enggak loncat-loncat dan dia main game, maka kalsiumnya tidak akan masuk ke dalam tubuhnya,” ucap Dokter Andi.
Untuk aktivitas fisik, anak pada dasarnya disarankan 2 kali lipat dari orang dewasa. Misalnya, orang dewasa harus melakukan aktivitas fisik 30 menit sehari 5 kali dalam seminggu. Sementara untuk anak-anak waktu yang dianjurkan yaitu 60 menit sehari dalam satu minggu penuh.
Dokter Andi menuturkan, dengan mendorong anak melakukan aktivitas fisik itu akan memberikan perkembangan baik bagi banyak hal, mulai dari kepadatan tulang, pertumbuhan, melatih motorik.
“Artinya anak harus berolahraga atau bergerak dua kali lipatnya orang dewasa karena anak-anak itu kan tulangnya masih tumbuh dan berkembang jadi tulangnya semakin padat, pertumbuhannya maksimal, motoriknya semakin bagus, kepadatan tulangnya semakin bagus,” jelasnya.
Sebab bagusnya aktivitas fisik untuk anak, orang tua diharapkan dapat memahami hal itu baik untuk buah hatinya. Untuk itu, tidak hanya nutrisinya yang dipenuhi tetapi juga dorongan untuk melakukan aktivitas fisik.
Baca Juga: Heboh! Gianni dan Iwan Bule Asik Main Bola, Netizen: Empatinya Mana?
“Kita harus menyuruh anak untuk bergerak, berolahraga, bermain sama temannya. Kadang kan orang tua kayak ‘eh jangan lari-lari nanti jatuh’ gitu kan. Itu hal yang salah. Justru dia mau lari-lari, loncat atau segala macem ya udah gitu. Kadang kita cuma minum susu atau segala macam tapi aktivitas fisik anak-anak masih jarang,” pungkas Dokter Andi.