Suara.com - Penggunaan obat sirup dengan cemaran zat kimia di atas ambang batas, diduga menjadi penyebab gangguan ginjal akut misterius pada anak.
Dalam hasil pemeriksaan Kementerian Kesehatan, ditemukan senyawa kimia etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl ether/EGBE pada darah pasien anak-anak tersebut.
Oleh sebab itu, orangtua diminta untuk mencatat obat apa pun yang dikonsumsi anak. Hal itu dikatakan oleh Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Badan POM, Penny Lukito.
"Ini perlu edukasi kepada orangtua untuk mencatat, melaporkan apabila ada kejadian luar biasa terhadap obat yang dikonsumsi, baik di rumah maupun di fasilitas layanan kesehatan," katanya Penny dalam konferensi pers virtual, Minggu (23/10) kemarin.
Baca Juga: Soal Kasus Gagal Ginjal Akut, Polri Bentuk Tim, Ini Tujuannya
Badan POM sebelumnya telah merilis tiga obat yang dipastikan mengandung cemaran etilen glikol dan dietilen glikol melebihi ambang batas aman 0,5 miligram.
Lima merek obat tersebut adalah Unibebi Cough Syrup, Unibebi Demam Drop, dan Unibebi Demam Syrup.
Badan POM juga telah merilis obat apa saja yang pernah dikonsumsi pasien gangguan ginjal akut misterius tetapi dipastikan aman.
Di luar daftar obat yang telah dikeluarkan Kemenkes, Badan POM juga lakukan uji laboratorium terhadao obat sirup lainnya.
"Karena tidak bisa mengandalkan apa yang telah dikonsumsi pasien. Kami mengembangkan berdasarkan basis resiko kriteria lainnya untuk mengembangkan sampel yang diduga tercemar," kata Penny.
Baca Juga: Tanpa Disadari Serta Dianggap Remah, Ini 6 Gejala Gagal Ginjal Akut Pada Anak-Anak
Penny menyampaikan ada empat kriteria obat yang dilakukan pengujian oleh Badan POM.
Empat kriteria itu adalah sampel penggunaan diduga digunakan pasien gagal ginjal sebelum dan selama dirawat rumah sakit, diproduksi oleh produsen yang menggunakan empat bahan pelarut dalam volume yang besar.
Kemudian, diproduksi oleh produsen yang memiliki rekam jejak kepatuhan yang tidak baik atau minimal dalam pemenuhan aspek mutu. Serta kriteria terakhir diperoleh dari sumber beresiko terkait mutu, misalnya distribusi ilegal.
Meski begitu, Penny menegaskan bahwa hasil uji cemaran zat kimia pada obat sirup itu bukan berarti jadi kesimpulan bahwa penggunaan obat sirup tertentu memiliki keterkaitan sebab akibat dengan kejadian gagal ginjal akut pada anak.
"Tugas kami untuk menguji dan menunjukkan bukti mana yang produksi standar aman dan bagaimana yang melebihi standar. Sebagai tindak aman harus sudah dilakukan penarikan dan sebagainya, hanya menunjukkan itu saja."
"Tapi jika dikaitkan dengan gagal ginjal, saya kira itu bukan tugas kami karena perlu pedalaman lebih lanjut lagi untuk menunjukkan sebab akibat," tuturnya.