Ada 3 poin yang disampaikan IDAI untuk masyarakat, yakni:
- Masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.
- Masyarakat hendaknya tetap tenang dan waspada terhadap gejala gangguan ginjal akut misterius seperti berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil (BAK) secara mendadak.
- Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak, khususnya balita, yang memaparkan risiko infeksi (kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dll).
Secara terpisah, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Zullies Ikawati menjelaskan bahwa penanganan non-farmakologis atau tanpa menggunakan obat-obatan bila tidak darurat, saat ini lebih lebih diutamakan jika anak mengalami batuk pilek.
"Kalau demam, bisa gunakan kompres dulu, atau pakai parasetamol puyer atau bentuk-bentuk lain," kata Dr. Zullies.
Tapi ia mengakui, banyak anak menolak obat puyer, tablet atau kapsul karena pahit atau sulit menelan. Maka ia tak masalah diberi tambahan berupa pemanis alami.
"Jika pahit, bisa minta ditambahkan pemanis yang aman untuk anak," tutup dr. Zullies.