Anak Terlanjur Minum Obat Sirup Tercemar Etilen Glikol, Orangtua Harus Bagaimana? Menteri Kesehatan: Tanya Dokter

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 21 Oktober 2022 | 19:05 WIB
Anak Terlanjur Minum Obat Sirup Tercemar Etilen Glikol, Orangtua Harus Bagaimana? Menteri Kesehatan: Tanya Dokter
Dua dari lima obat sirup tercemar etilen glikol. (Dini/Suara.com
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan sudah melarang peredaran dan penjualan obat sirup tercemar etilen glikol, yang diduga menjadi penyebab gangguan ginjal akut misterius pada anak. Tapi kalau obat sudah terlanjur diminum, apa yang harus dilakukan orangtua?

Menjawab pertanyaan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan jika sudah terlanjur minum obat sirup yang tercemar, sebaiknya segera pergi ke dokter untuk melakukan konsultasi.

"Langsung ke dokter. Untuk saya sampaikan ke masyarakat, yang paling gampang adalah konsultasi ke dokter terdekat," terangnya dalam konferensi pers daring, Jumat (21/10/2022).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (Dok: YouTube/ Sekretariat Kabinet RI)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (Dok: YouTube/ Sekretariat Kabinet RI)

Menkes Budi Gunadi mengatakan dokter yang nantinya akan memberikan diagnosis dan rekomendasi pengobatan lanjutan jika dibutuhkan. Sebab dikatakannya, kondisi setiap anak berbeda-beda.

Baca Juga: Obat Sirup Dilarang, IDAI Imbau Beralih ke Penggunaan Obat Racik untuk Anak

Ia mengambil contoh jika ada anak yang sedang sakit dan dalam masa penyembuhan, tentunya harus tetap minum obat.

"Keputusan itu ada di tangan dokternya. Jadi kalau misalkan anak sakit, bingung mau minum obat apa, tanya saja ke dokter," tambahnya lagi.

Menkes Budi Gunadi mengatakan pemerintah telah bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, termasuk organisasi profesi dalam hal ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Organisasi profesi dikatakannya telah melakukan sosialiasi kepada para dokter, terkait risiko penggunaan obat sirup.

Terakhir, Menteri Kesehatan juga meminta orangtua lebih bijak dalam menggunakan obat. Hindari menggunakan obat tanpa berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu.

"Tenang saja seperti biasa, kalau sakit ke dokter. Jangan sembarangan minum obat ya, apalagi tanpa konsultasi ke dokter," tutupnya.

Baca Juga: BREAKING! Menkes: Covid-19 Subvarian XBB Sudah Masuk Indonesia

Sebelumnya diberitakan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan imbauan terkait penanganan dan pencegahan gangguan ginjal akut misalkan yang bisa menyebabkan gagal ginjal pada anak-anak.

Ada 3 poin yang disampaikan IDAI untuk masyarakat, yakni:

  1. Masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.
  2. Masyarakat hendaknya tetap tenang dan waspada terhadap gejala gangguan ginjal akut misterius seperti berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil (BAK) secara mendadak.
  3. Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak, khususnya balita, yang memaparkan risiko infeksi (kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dll).

Secara terpisah, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Zullies Ikawati menjelaskan bahwa penanganan non-farmakologis atau tanpa menggunakan obat-obatan bila tidak darurat, saat ini lebih lebih diutamakan jika anak mengalami batuk pilek.

"Kalau demam, bisa gunakan kompres dulu, atau pakai parasetamol puyer atau bentuk-bentuk lain," kata Dr. Zullies.

Tapi ia mengakui, banyak anak menolak obat puyer, tablet atau kapsul karena pahit atau sulit menelan. Maka ia tak masalah diberi tambahan berupa pemanis alami.

"Jika pahit, bisa minta ditambahkan pemanis yang aman untuk anak," tutup dr. Zullies.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI