Milenial dan Gen Z Wajib Tahu! Tips Pilih Susu Kaya Nutrisi Supaya Gak Osteoporosis di Usia Muda

Kamis, 20 Oktober 2022 | 23:55 WIB
Milenial dan Gen Z Wajib Tahu! Tips Pilih Susu Kaya Nutrisi Supaya Gak Osteoporosis di Usia Muda
Ilustrasi kesehatan tulang, osteoporosis, pengeroposan tulang. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Osteoporosis atau pengeroposan tulang mungkin dianggap gangguan kesehatan orang lanjut usia (lansia). Tetapi, orang di bawah usia 50 tahun pun bisa saja alami osteoporosis apabila memiliki sejumlah faktor risikonya, lho.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) dr. Lily Indriani Octavia, MT, M.Gizi., menjelaskan bahwa anak muda yang termasuk generasi milenial dan gen z mungkin saja alami osteoporosis.

"Kebanyakan terjadi karena proses penuaan dan penurunan masa hormonal, terutama pada perempuan yang memasuki masa menopause. Sehingga pengaruhi kepadatan tulang," jelas dokter Lily saat acara 20 tahun Susu Anlene di Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Ilustrasi osteoporosis alias pengeroposan tulang. (Shutterstock)
Ilustrasi osteoporosis alias pengeroposan tulang. (Shutterstock)

Kepadatan tulang secara alami memang akan turun tiap tahun mulai usia 30 tahun ke atas. Untuk itu, dokter Lily mengingatkan bahwa selama usia 20-30 tahun harus dimanfaatkan untuk 'menabung' kalsium agar tulang kuat.

Baca Juga: 4 Cara Tepat Mencegah Osteoporosis, Jangan Tunggu Keropos!

Sumber kalsium paling populer bisa didapat dengan mudah dari susu, terutama susu khusus meningkatkan kepadatan tulang. Kebutuhan kalsium per hari, lanjut dokter Lily, minimal 1.000 miligram.

"Sayangnya Indonesia termasuk zona merah kekurangan kalsium. Konsumsi kalsium masyarakat Indonesia kurang dari 400 miligram per hari, padahal kebutuhannya mencapai 1000 sampai 1500 miligram. Apalagi sering duduk, mager, itu risiko jadi bertambah," imbuhnya.

Memilih susu untuk menunjang kepadatan tulang, dokter Lily menyarankan pilih produk rendah gula dan lemak. Tujuannya, agar tidak meningkatkan kadar gula darah dan kolesterol.

"Selain memenuhi unsur kalsium dan vitamin D, dari susu ada protein. Kalau tidak konsumsi susu yang diformulasikan untuk kepadatan tulang, untuk cegah diabetes dan kolesterol maka bisa pilih rendah gula dan lowfat," sarannya.

Sementara itu, NPD Manager Anlene Haryadi Rahardjo juga mengakui kalau konsumsi susu masyarakat Indonesia termasuk yang terendah di Asia Tenggara. Rata-rata jumlah konsumsi tidak mencapai 20 liter setahun per orang.

Baca Juga: 2 Hari Jelang Konser, Betrand Peto Masih Gugup

"Minum susu bukan kultur budaya di Indonesia. Memang konsumsi susu di Indonesia masih lebih rendah dari Malaysia dan Singapura. Dengan pandemi pasti ada kesadaran untuk konsumsi makanan lebih sehat. Tapi belum terlihat ada data selama pandemi konsumsi susu betul-betul meningkat. Karena mungkin terkait dampak sosial ekonomi akibat pandemi Covid juga," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI