Suara.com - Kasus gagal ginjal akut pada anak kini terus meningkat. Menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) setidaknya terdapat 206 kasus yang ditemukan sepanjang tahun 2022 dan tersebar pada 20 provinsi.
Tingkat kematian kasus ini mencapai 48% alias 99 kasus yang mengakibatkan gagal ginjal akut memerlukan penyelidikan mendalam. Untuk saat ini perawatan pada pasien dilakukan dengan memberikan antidotum atau penawar dari luar negeri yang mampu menurunkan tingkat fatalitas.
Berkaitan dengan penyebab gagal ginjal akut, sejauh ini Kemenkes menepis kabar bahwa penyebabnya berkaitan dengan covid-19. Dugaan mengarah pada senyawa atau campuran yang ada dalam obat sirup atau cair.
Oleh karenanya, Kemenkes menghimbau para orang tua untuk menghindari penggunaan obat sirup pada anak-anak. Imbauan ini juga ditujukan pada apotek untuk tidak menjual obat sirup bebas atau bebas terbatas pada masyarakat.
"Ini diambil langkah dengan maksut dugaan sedang diteliti. Untuk menyelamatkan anak-anak kita maka dilakukan pembatasan ini," ungkap dr. Muhammad Syahril selaku juru bicara Kemenkes dalam konferensi pers yang digelar Rabu (19/10/2022).
Oleh karenanya, Syahri mengimbau bagi para tenaga kesehatan di fasilitas layanan kesehatan dan orang tua agar memberikan obat-obatan dalam bentuk lain. Di antaranya adalah obat tablet, kapsul, suppositoria atau lainnya.
Lebih lanjut, penggunaan obat-obatan dalam bentuk apapun ini hendaknya dilakukan setelah berkonsultasi terlebih dahulu pada tenaga kesehatan, termasuk dokter.
Selain itu, Syahril juga mengimbau para orang tua untuk memeriksa kondisi anak masing-masing terutama bila memiliki gejala gagal ginjal akut. Di antaranya adalah berkurang volume dan frekuensi buang air kecil (BAK), terutama pada anak di bawah 18 tahun.
Ia juga meminta keluarga pasien untuk menginformasikan riwayat obat yang dikonsumsi sebelumnya.
Baca Juga: 6 Tanda Gagal Ginjal Akut Pada Anak, Segera ke RS Jika Ada Gejala Ini!