Suara.com - Kehamilan merupakan salah satu kondisi yang digunakan untuk menggambarkan periode saat janin berkembang dalam rahim. Biasanya, proses kehamilan berlangsung selama 40 minggu atau lebih dari sembilan bulan. Namun tak jarang, ibu hamil juga memiliki komplikasi yang bisa mengakibatkan proses kelahiran menjadi lebih cepat.
Menyikapi sejumlah masalah yang terjadi pada kehamilan, Eka Hospital Cibubur menggelar Health Talk secara online dan offline.
Health Talk membahas mengenai Kehamilan Risiko Tinggi dengan menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten di bidangnya masing- masing, antara lain dr. Purnawan Senoaji, Sp.OG, KFM (Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Fetomaternal), dr. Markz Rolland Mulia Pargomgom Sinurat, Sp.JP, FIHA (Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah), dr. Felix Firyanto, Sp.PD (Dokter Spesialis Penyakit Dalam).
Pada kesempatan tersebut, dr. Purnawan membawakan materi mengenai kehamilan risiko tinggi, yaitu kehamilan yang bisa berpotensi masalah pada ibu dan janin, yang jika tidak termonitoring dan tertangani dengan baik maka akan menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin.
Baca Juga: Usia Kehamilan 29-30 Minggu, Posisi Janin Penting Diperhatikan Untuk Tentukan Proses Persalinan
“Pada sesi ini, saya akan membahas terkait sejumlah kondisi pada ibu yang bisa menyebabkan kehamilan berisiko tinggi, agar ibu hamil mengetahui dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang bisa membahayakan ibu dan janin. Dengan mengenal faktor risiko ini, maka dokter dan pasien akan bisa berusaha mengatasi setiap kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi”, jelasnya, di sela- sela Health Talk, Sabtu (15/10/2022).
Tidak hanya dari sisi kandungan, dampak dari komplikasi kehamilan juga berisiko pada jantung seperti aritmia pada ibu hamil. Seperti yang dipaparkan oleh dr. Markz bahwa aritmia adalah penyakit gangguan irama jantung dimana denyut jantung berdetak terlalu pelan, terlalu cepat bahkan tidak teratur. Aritmia bisa terjadi pada semua golongan umur, mulai dari bayi, anak, dewasa dan pasien lansia.
“Pasien aritmia pada wanita hamil kadang mengalami beberapa keluhan, seperti berdebar akibat denyut jantung tambahan atau denyut jantung yang tinggi, pandangan gelap, pingsan hingga membutuhkan evaluasi dan penanganan lebih lanjut," ungkap dokter spesialis jantung tersebut.
Sementara itu, dr. Felix menambahkan, terkait diabetes gestasional. Diabetes pada ibu hamil atau yang lebih dikenal dengan diabetes gestasional adalah kondisi serius yang bisa menyebabkan komplikasi kehamilan.
Seperti diabetes pada umumnya, kondisi ini ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi. Diabetes yang terjadi saat hamil bukan hanya dapat mempengaruhi ibu namun juga janin dalam kandungan.
Baca Juga: Kehamilan Usia 25-26 Minggu: Ibu Rentan Kembali Alami Mual Akibat Asam Lambung
Seperti diketahui, diabetes gestasional rata-rata terjadi minggu ke-24 dan ke-28 usia kehamilan. Ibu hamil yang terkena diabetes, biasanya tidak menunjukkan gejala. Kalaupun ada, gejala diabetes gestasional tersebut sangatlah jarang terjadi.
Pada sebagian orang, ciri-ciri gula darah tinggi pada ibu hamil yang bisa menjadi tanda diabetes saat hamil adalah sering merasa haus, mudah kelelahan, sering lapar, banyak makan, sering buang air kecil, penglihatan kabur hingga mulut kering. Dokter Felix menekankan, jika tidak ditangani dengan benar, mengidap diabetes saat hamil dapat menyebabkan kadar gula darah tidak terkontrol yang bisa berbahaya untuk ibu dan janin.
Apabila ibu hamil sudah mengalami penyakit penyerta sebelum masa kehamilan, ada baiknya cermat dalam memilih dokter spesialis kandungan seperti memilih konsultan fetomaternal. Dokter fetomaternal akan berkolaborasi dengan dokter-dokter spesialis lainnya dan dapat membantu sang ibu melewati proses kehamilan.