Pantangan yang Perlu Dihadapi Anak Setelah Sembuh dari Penyakit Gangguan Ginjal Akut Misterius

Jum'at, 14 Oktober 2022 | 19:15 WIB
Pantangan yang Perlu Dihadapi Anak Setelah Sembuh dari Penyakit Gangguan Ginjal Akut Misterius
Ilustrasi anak sakit (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebanyakan anak yang alami sakit gangguan ginjal akut misterius bisa  sembuh total. Fungsi ginjalnya juga dipastikan kembali seperti sedia kala.

Akan tetapi, dokter berpesan kepada para orang tua dengan anak yang terkena penyakit misterius itu agar selalu memantau jumlah urine atau frekuensi anak lakukan buang air kecil.

"Pasien anak yang sudah sembuh harus dipantau fungsi ginjalnya. Walaupun dia sudah perbaikan dalam, artian fungsi ginjalnya. Tapi juga perlu dilihat urine, apakah ada, misalnya kelebihan protein dan lain-lain," kata Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp A(K)., dalam konferensi pers virtual Jumat (14/10/2022).

Selain itu, anak juga jangan sampai alami tekanan darah tinggi atau hipertensi. Pemberian obat-obatan pun harus berdasarkan anjuran dari dokter.

Baca Juga: Peraturan Baru! Setiap Sekolah Akan Wajib Menggunakan Pakaian Adat, Tapi .....

Ilustrasi Anak Sakit (Pixabay)
Ilustrasi Anak Sakit (Pixabay)

"Anak anak itu tidak dibolehkan untuk hipertensi, kalau ada kami akan memberikan obat terus-terusan. Kemudian juga melakukan edukasi untuk tidak banyak konsumsi garam, artinya garam itu hanya untuk makanan. Tidak ada makanan asin berlebihan, kemudian tidak boleh obesitas," tuturnya.

Perawatan yang dijalani anak-anak itu di rumah sakit rata-rata memakan waktu 1 sampai 3 bulan hingga benar-benar pulih, terutama yang masih harus jalani rawat jalan.

Data terbaru IDAI per 14 Oktober 2022 tercatat jumlah anak yang terkena gangguan ginjal akut misterius bertambah jadi 152 anak di 16 provinsi. Meski baru terlapor pada Agustus-September lalu, namun penyakit tersebut sebenarnya sudah ada sejak Januari 2022 lalu.

Ketua IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarsa, Sp.A(K)., memastikan bahwa tren penyakit tersebut kini sudah turun. Puncak kasus sudah terjadi pada September lalu.

Kementerian Kesehatan meminta orangtua agar waspada terhadap penyakit tersebut. Salah satunya dengan selalu memperhatikan warna dan jumlah urine pada anak di rumah. Bila urine jumlahnya kurang dari 0,5 ML per kg berat badan per jam dalam 6 sampai 12 jam atau tidak ada urine selama 6 sampai 8 jam saat siang hari, maka anak sebaiknya segera menuju ke rumah sakit, jangan ke fasyankes pertama.

Baca Juga: Lesty Kejora Pilih Berdamai Lagi dengan Rizky Billar Ngaku Siap Kehilangan Fans: Itu, kan, Hak Setiap Orang!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI