Suara.com - Kesehatan mental perlu menjadi perhatian serius karena memengaruhi semua orang. Sayangnya, informasi seputar kesehatan mental di media sosial sering kali masih simpang siur.
Berdasarkan data Kemenkes RI, Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa sekitar 1 dari 5 penduduk. Hal tersebut setara dengan 20 persen populasi orang Indonesia mengalami potensi gangguan jiwa.
Sementara itu, hasil survei Global Consumer Attitudes on Mental Well-being oleh YouGov, untuk kesehatan mental Indonesia ditemukan beberapa hasil di antaranya sebagai berikut.
- Sebanyak 77 responden di Indonesia sudah mulai terbuka jika berbicara mengenai kesehatan mental. Sebanyak 57 persen bercerita ke keluarga, 52 persen cerita ke tenaga profesional, 40 persen cerita ke teman terdekat.
- 2 dari 4 responden masih khawatir akan dampak negatif untuk berbicara mengenai kondisi yang dialami.
- Sekitar 53 persen responden lebih nyaman berbicara dengan keluarga yang juga terbuka dengan isu kesehatan mental.
- Sebanyak 43 responden merasa terbantu jika berbicara dengan teman yang membahas terkait kesehatan mental.
- 1 dari 4 atau sekitar 28 persen responden terbantu dengan adanya akses gratis ke sumber daya tentang kesehatan mental di platform media sosial.
- 26 persen responden terinspirasi dan nyaman jika ada seseorang di media sosial yang mau berbagi pengalaman terkait masalah kesehatan mental.
Melihat adanya hasil survei tersebut, Tiktok membuat Pusat Kesehatan Digital, yang ditujukan untuk membantu komunitas membuka wawasan kesehatan mental melalui platform digital.
Baca Juga: Tiktok Luncurkan Portal Pusat Kesehatan Digital dan Survei Kesejahteraan Mental
Public Policy & Government Relations, Tiktok Indonesia, Faris Mufid mengatakan, adanya program tersebut dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk bisa mengetahui informasi lebih dalam terkait kesehatan mental.
Tidak hanya itu, pihaknya membuat kampanye #SeeingTheUnseen yang bisa menjadi tempat untuk saling diskusi dan berbagai informasi terkait kesehatan mental.
“Program ini ditujukan sebagai wadah masyarakat khususnya pengguna Tiktok untuk mengetahui lebih dalam terkait masalah kesehatan mental,” ucap Faris Mufid dalam konferensi pers Peluncuran Kampanye #SeeingTheUnseen, Rabu (12/10/2022).
Lebih lanjut, dalam kampanye tersebut juga akan ada pameran batik dengan motif layaknya gelombang otak yang akan dilaksanakan pada 16 Oktober mendatang. Tidak hanya itu, akan ada juga hastag challenge serta talkshow yang akan diisi para ahli serta live oleh Tiktoker sekaligus penyintas Bipolar Disorder, Sania Leonardo.
Baca Juga: 4 Alasan Penting Kamu Tidak Perlu Mengumbar Masalah di Media Sosial