"Kemudian kami juga lakukan suatu rektal dari anus untuk mencari infeksi yang biasa menyebabkan diare atau infeksi pencernaan, itu juga kami tidak mendapatkan virus yang konsisten. Sehingga tidak bisa menyebutkan kalau ini mengarah ke infeksi tertentu," tambah dokter Eka.
5. Beberapa Pasien Ada yang Sembuh Total, Ada Juga yang Harus Cuci Darah
Dokter Eka menyampaikan bahwa ada beberapa pasien yang sembuh total dan gi jalnya berfungsi normal kembali. Tetapi, ada pula yang harus dilakukan cuci darah karena ginjal tidak kunjung produksi urine selama perawatan di rumah sakit.
Pasien yang tidak ada urine kemudian dilakukan terapi obat atau cairan yang untuk merangsang produksi urine ada lagi. Artinya, kata dokter Eka, dokter hanya memberikan pengobatan konservatif tanpa terapi cuci darah. Tetapi apabila pasien sudah diberikan obat tetap tidak ada urine, maka akan dilakukan cuci darah hemodialisis.
6. Tindakan yang Bisa Dilakukan Orang Tua
Lantaran akar masalah dari penyakit tersebut belum diketahui, dokter Eka berpesan kepada orang tua agar jangan mengabaikan bila volume buang air kecil anak tiba-tiba berkurang drastis. Sebelum itu, apabila anak alami gejala batuk pilek, panas, diare, hingga muntah harus selalu dipantau produksi urine anaknya. Bila ada penurunan, maka harus segera dibawa ke rumah sakit.