Polri Akhirnya Ngaku Gas Air Mata yang Ditembakkan di Tragedi Kanjuruhan Kedaluwarsa, Pakar Toksikologi Ungkap Bahayanya

Selasa, 11 Oktober 2022 | 07:57 WIB
Polri Akhirnya Ngaku Gas Air Mata yang Ditembakkan di Tragedi Kanjuruhan Kedaluwarsa, Pakar Toksikologi Ungkap Bahayanya
Potret polisi tembakkan gas air mata saat Tragedi Kanjuruhan, Malang. (Twitter/@idextratime)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penembakan gas air mata pada pertandingan antara Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, (1/10/2022) lalu masih menjadi perhatian.

Baru-baru ini Polri mengakui adanya gas air mata yang telah kedaluwarsa yang ditembakkan oleh petugas keamanan pada Tragedi Kanjuruhan. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, beberapa gas air mata yang ditemukan tercatat telah kedaluwarsa sejak tahun 2021. 

"Ya, ada beberapa yang ditemukan ya. Yang tahun 2021, ada beberapa," kata Dedi Prasetyo kepada wartawan, Senin (10/10/2022).

Dedi sendiri tidak menyebutkan jumlah gas air mata yang telah kedaluwarsa tersebut. Namun, untuk gas air mata yang telah kedaluwarsa itu, masih diperiksa lebih lanjut di laboratorium forensik. 

Baca Juga: Eks Danjen Kopassus Minta Mochamad Iriawan Tidak Tanggalkan Jabatan Ketum PSSI

"Saya belum tahu jumlahnya, tapi masih didalami oleh labfor," sambungnya. 

Tembakan gas air mata ke arah tribun penonton di Kanjuruhan Malang [Twitter]
Tembakan gas air mata ke arah tribun penonton di Kanjuruhan Malang [Twitter]

Pengggunaan gas air mata yang telah kedaluwarsa ini menjadi perbincangan. Banyak juga yang mempertanyakan apakah gas air mata yang kedaluwarsa tersebut justru bisa memberikan efek yang parah bagi orang yang menghirupnya. Lantas bagaimana sebenarnya efek dari gas air mata yang telah kedaluwarsa? 

Melansir laman Thenewsobserver, seorang peneliti dari Duke University, Sven-Eric Jordt mengatakan, efek dari penggunaan gas air mata yang telah kedaluwarsa mungkin akan berkurang. Namun, hal ini masih belum pasti karena penelitian mengenai kandungan zat dalam gas air mata kedaluwarsa mssin sangat minim. 

“Mungkin kurang efektif, tapi kita juga perlu memantau betul jenis senyawa apa yang terbentuk,” kata Jordt.

Sementara itu, ahli toksikologi di NC State University, James Bonner mengatakan, kandungan dalam gas air mata mungkin bisa lebih kuat maupun berkurang. Namun, menurutnya semakin tua bahan kimia, apalagi yang kedaluwarsa bukanlah hal baik untuk digunakan. 

Baca Juga: Buka-bukaan TGIPF Tragedi Kanjuruhan: Laga Arema Vs Persebaya Sudah Ada Yang Atur Biar Main Malam Hari

Menurut James, tercantumnya tanggal kedaluwarsa dalam gas air mata pasti memiliki alasan. Oleh sebab itu, penggunaannya setelah kedaluwarsa mungkin bisa berbahaya. 

"Kalau tidak, mengapa Anda memiliki tanggal kedaluwarsa? Ada tanggal kedaluwarsa karena suatu alasan," ucap James. 

Lebih lanjut Jordt mengungkapkan, saat kedaluwarsa, tabung gas air mata bisa menjadi lebih berbahaya. Apalagi komponen di dalamnya mudah terbakar. Jika penggunaan salah ini dapat menghasilkan konsentrasi bahan kimia uang tinggi dan dapat melukai petugas keamanan serta masyarakat. 

Tabung dari bahan kimia yang kedaluwarsa juga sering disebut membuat sianida. Namun, para ahli belum mengonfirmasi terkait hal ini. Sementara itu, James Bonner menambahkan, gas air mata akan lebih berbahaya jika dihirup lansia, serta orang-orang dengan masalah sistem pernapasan. Bahaya ini juga tidak melihat apalah zat tersebut sudah atau belum kedaluwarsa. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI