Suara.com - Asfiksia disebut-sebut sebagai penyebab kematian terbanyak di tragedi Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) lalu. Hal itu diungkap oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Sebagian besar yang meninggal mengalami asfiksia," ujarnya dalam konferensi pers di Polresta Malang Kota, Malang, Jawa Timur saat penetapan tersangka tragedi Kanjuruhan pada Kamis (6/10/2022) malam.
Lantas apa itu asfiksia yang disebut Kapolri dialami oleh sebagian besar korban tragedi Kanjuruhan? Simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Asfiksia?
Asfiksia merupakan kondisi kurangnya oksigen atau kelebihan karbon dioksida dalam tubuh. Kondisi ini dikategorikan sebagai darurat medis. Pasalnya jika tak ditangani dengan cepat dan tepat dapat mengancam jiwa.
Gejala Asfiksia
Kondisi asfiksia dapat memicu sejumlah gejala, di antaranya:
- suara serak
- sakit kepala
- sakit tenggorokan
- kulit pucat dan membiru
- sulit menelan
- penglihatan kabur
- kecemasan
- sesak napas
- hiperventilasi
- konsentrasi pecah
- detak jantung tak normal
- tubuh terasa lemah
Bahkan dalam kondisi lebih parah, asfiksia dapat menyebabkan kegagalan beberapa organ tubuh lain seperti jantung, paru-paru, ginjal, hingga otak.
Penyebab Asfiksia
Baca Juga: Jika Masih Ada Korban Tragedi Kanjuruhan yang Sakit Diharapkan Segera Berobat dan Biaya Digratiskan
Salah satu jenis asfiksia adalah paparan bahan kimia. Hal ini selaras dengan tragedi Kanjuruhan dimana para suporter Arema disemprot gas air mata.