Suara.com - Tanya dokter kali ini menjawab pertanyaan seputar depresi, yang kerap dikaitkan dengan kurangnya ibadah. Apa kata dokter jiwa?
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), dr. Agung Frijanto, Sp.KJ mengatakan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan bipolar disebabkan oleh berbagai hal seperti pengaruh hormon hingga keturunan genetik.

"Kemudian pola asuhnya, itu yang membentuk daya tahan kesehatan mentalnya, dan lingkungan dan memaknai religi dan spiritualitasnya," ujar dr. Agung di gedung Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Berikut ini sesi tanya jawab dengan dr. Agung seputar depresi dan kurangnya ibadah atau pemahaman agama, dalam petikan wawancara sebagai berikut:
Dok, benarkah kurang ibadah menyebabkan depresi?
Jadi tidak tok otomatis begitu (langsung depresi karena kurang ibadah), karena saling terkait, karena ada orang yang secara genetik itu memang hormon depresi dan hormon kecemasannya tidak seimbang, sehingga rentan terhadap kesehatan jiwa.
Apalagi yang menyebabkan gangguan kesehatan mental pada seseorang?
Kemudian pola asuhnya, itu yang membentuk daya tahan kesehatan mentalnya, dan lingkungan dan memaknai religi dan spiritualitasnya.
Ini karena ada juga yang tidak tepat memaknainya, mengikuti kelompok atau aliran yang ternyata sesat itu juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan jiwanya.
Baca Juga: Lauv Bagi-bagi Rp 45,6 M bagi Penggemar untuk Terapi Kesehatan Mental
Jadi yang harus sesuai dengan latar belakang agamanya masing-masing, dalam mengaplikasikan kehidupannya.