Suara.com - Tasya Kamila lakukan skrining prenatal noninvasif (NIPT) untuk mengetahui jenis kelamin janin yang dikandungnya. Meski hal itu bisa dilakukan melalui tes USG, Tasya dan suami memilih lakukan tes NIPT agar hasilnya lebih akurat.
"Kalau USG kan tangkapan gambar gitu jadi ya gambar yang ditangkap kadang gak akurat/kurang terlihat dengan jelas, bukan berarti bayinya berubah gender di tengah jalan. Akurasi USG untuk lihat gender bayi juga beragam banget. Tergantung kapan USGnya," tutur Tasya saat membalas pertanyaan pengikutnya di Instagram, Kamis (6/10/2022).
Tes jenis kelamin bayi lewat sampel darah itu ternyata juga telah dilakukan Tasya sejak kehamilan pertamanya. Mantan penyanyi cilik itu memang ingin hasil yang lebih akurat saat tahu gender anaknya.
"Kalau mau tau gender janin secara akurat bisa coba tes kromosom NIPT yang akurasinya 99 persen, bisa dilakukan sejak 10 minggu usia kehamilan. Nanti bumilnya diambil darah seperti biasa saja," cerita Tasya.
Baca Juga: 6 Momen Gender Reveal Tasya Kamila, Rayakan Bersama Sahabat yang Sama-sama Hamil
Selain untuk memastikan jenis kelamin, tes kromosom NIPT itu juga bisa untuk melihat risiko janin akan lahir dengan kelainan genetik tertentu.
Dikutip dari Medline Plus, pengujian itu untuk menganalisis fragmen kecil DNA yang beredar dalam darah ibu hamil. Tidak seperti kebanyakan DNA, yang ditemukan di dalam inti sel, fragmen ini mengambang bebas dan tidak berada di dalam sel, sehingga disebut DNA bebas sel (cfDNA).
Fragmen kecil ini biasanya mengandung kurang dari 200 blok bangunan DNA (pasangan basa) dan muncul ketika sel mati dan dipecah dan isinya, termasuk DNA, dilepaskan ke dalam aliran darah.
Selama kehamilan, aliran darah ibu mengandung campuran cfDNA yang berasal dari selnya dan sel dari plasenta. Plasenta adalah jaringan di dalam rahim yang menghubungkan janin dan suplai darah ibu. Sel-sel itu ditumpahkan ke dalam aliran darah ibu selama kehamilan.
DNA dalam sel plasenta biasanya identik dengan DNA janin. Dengan menganalisis cfDNA dari plasenta memberikan kesempatan untuk deteksi dini kelainan genetik tertentu tanpa membahayakan janin.
Baca Juga: Gemas, Simak 7 Penampakan Baby Bump Tasya Kamila yang Makin Cantik Sambut Anak Kedua
NIPT paling sering digunakan untuk mencari kelainan kromosom yang disebabkan oleh adanya salinan tambahan atau hilang dari suatu kromosom, terutama untuk deteksi down sindrom. Sama seperti USG, keakuratan tes tersebut juga bervariasi menurut gangguan.
NIPT dianggap non-invasif karena hanya membutuhkan pengambilan darah dari wanita hamil dan tidak menimbulkan risiko bagi janin. NIPT adalah tes skrining , yang berarti tidak akan memberikan jawaban pasti tentang apakah janin memiliki kondisi genetik atau tidak. Tes hanya dapat memperkirakan apakah risiko memiliki kondisi tertentu meningkat atau menurun.
Dalam beberapa kasus, hasil NIPT menunjukkan peningkatan risiko kelainan genetik ketika janin sebenarnya tidak terpengaruh (positif palsu), atau hasilnya menunjukkan penurunan risiko kelainan genetik saat janin benar-benar terpengaruh (negatif palsu). Karena NIPT menganalisis cfDNA janin dan ibu, tes tersebut dapat mendeteksi kondisi genetik pada ibu.