Suara.com - Penyakit serangan jantung masih menjadi permasalahan dalam dunia kesehatan di Indonesia. Apalagi penyakit satu ini masih menjadi salah satu pembunuh utama di Indonesia.
Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit serangan jantung memakan banyak korban jiwa yaitu kurangnya tenaga medis yang dapat menangani masalah tersebut. Selain itu, distribusi dokter spesialis di Indonesia tidak merata sehingga banyak penderita yang tidak mendapat pengobatan.
Melihat hal tersebut Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dan beberapa organisasi lainnya membuat fellowship untuk melatih keterampilan dokter belajar cara memasang ring agar bisa mengobati pasien dengan serangan jantung.
Budi menjelaskan, hal ini dilakukan karena minimnya pendidikan spesialis jantung di Indonesia. Oleh sebab itu, dengan adanya akan membantu para dokter jantung belajar untuk praktik pasang ring pada serangan jantung.
Baca Juga: Soroti Tragedi Kanjuruhan, Mantan Dokter PSIS Semarang Sebut Gas Air Mata Bisa Menyebabkan Kematian
“Dokter spesialis kita kurang, fakultas kedokteran kurang. Jumlah prodi dokter spesialis cuma ada 20. Dari 92 fakultas kedokteran dan cuma 20 yang punya prodi spesialis. Nah spesialis jantung juga lebih sedikit lagi. Nah kita ada ide bikin fellowship, kayak keterampilan khusus 6 bulan diajarin untuk pasang ring khusus,” ucap Budi saat diwawancarai di Gelora Bung Karno, Minggu (2/10/2022).
Dengan adanya fellowship ini, menurut Budi akan sangat membantu untuk menangani masalah serangan jantung di beberapa daerah yang belum memiliki dokter spesialis. Dengan begitu, hal ini dapat menyelamatkan nyawa banyak orang.
“Dan ini butuh persetujuan dari organisasi profesi. Saya mengimbau organisasi profesi membantu agar mempercepat pertumbuhan untuk fellowship diadakan di rumah sakit, kayak pekerja praktik tapi khusus pasang ring agar bisa menyelamatkan puluhan hingga ratusan ribu nyawa masyarakat,” sambungnya.
Selain itu, untuk menangani serangan jantung Budi menjelaskan, pihaknya juga melakukan promotif dan preventif untuk mencegah masyarakat mengalami penyakit ini. Pencegahan ini dilakukan melalui edukasi serta ajakan menjaga pola hidup sehat.
Ia juga akan mendorong distribusi dokter spesialis diiringi dengan fellowship yang dibuat sehingga pertumbuhan pekerja medis di beberapa daerah juga menjadi lebih baik.
“Dari 34 provinsi hanya 28 yang bisa. Jadi contoh ada satu provinsi di Maluku aja yang kena itu kan harus ditangani. Itu harus diterbangkan dulu ke Makassar ke Manado. Itu kan sudah terlambat. Masalahnya bukan di alat, tapi karena dokter spesialisnya sedikit,” ucap Budi.
“Nah karena itu kami bekerja sama untuk meningkatkan jumlah dokter spesialis karena mendorong pelayanan kesehatan jantung,” pungkasnya.