Tanya Dokter: Air Minum yang Baik Untuk Anak Seperti Apa, Dok?

Kamis, 29 September 2022 | 07:05 WIB
Tanya Dokter: Air Minum yang Baik Untuk Anak Seperti Apa, Dok?
Ilustrasi air minum dalam kemasan. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tubuh manusia didominasi dengan cairan sekitar 60-70 persen komponen tubuh. Bahkan saat lahir, 80 persen berat badan bayi terdiri dari air.

Selama enam bulan pertama kehidupannya pun, anak dianjurkan hanya konsumsi air susu ibu atau ASI. Setelah mendapatkan MPASI, asupan cairan anak juga harus cukup agar tidak alami dehidrasi.

Dokter spesialis anak dr. Cahyani Gita Ambarsari, Sp.A (K)., menjelaskan bahwa apabila cakupan air dalam tubuh anak tidak cukup, maka akan berkurang dan fungsi-fungsi tubuhnya tidak berfungsi dengan baik, termasuk fungsi ginjal.

Ilustrasi air mineral (Pixabay.com)
Ilustrasi air mineral (Pixabay.com)

Seorang dewasa memiliki luas permukaan tubuh 0,26 sentimeter persegi untuk setiap sentimeter kubik volume tubuhnya, sedangkan bayi memiliki luas permukaan tubuh 1,32 sentimeter persegi untuk sentimeter kubik volume tubuhnya. 

Baca Juga: Geger Video Syur Lucinta Luna dan Kevin Hillers, Siska Khair Tidak Heran: Pacaran Mereka Itu

"Tubuh secara alami mengalami kehilangan cairan melalui permukaan kulit. Oleh sebab itu, bayi dengan luas permukaan tubuh lebih besar daripada dewasa, akan lebih mudah mengalami dehidrasi dibandingkan dengan orang dewasa," jelas dokter Cahyani melalui keterangan tertulisnya.

Tapi seperti apa sebenarnya cairan yang baik untuk anak? Pada artikel Tanya Dokter kali ini akan dibahas mengenai topik tersebut.

Kebutuhan cairan anak apa hanya bisa didapat dari minum, dok?

Sebenarnya, setiap makanan dan minuman yang kita konsumsi mengandung air, hanya saja dengan komposisi yang berbeda. Umumnya, sekitar 20 persen dari kebutuhan air harian akan diperoleh dari makanan, terutama buah dan sayur yang memiliki kandungan air yang tinggi. Sedangkan 80 persen sisanya dipenuhi dari minuman. 

Karenanya, cairan atau produk minuman apapun yang kita minum akan berperan dalam mencukupi kebutuhan hidrasi harian karena mengandung air. Akan tetapi, air putih atau air mineral adalah sumber cairan yang terbaik karena tidak mengandung gula dan kalori.

Baca Juga: Minuman Manis Dapat Merusak Email Gigi, Ini Respon PDGI Pada Pro Kontra Esteh Indonesia

Apa artinya minuman berwarna dan berasa tidak baik untuk anak?

Penelitian menunjukkan bahwa cairan yang berwarna, seperti susu, atau memiliki rasa, misalnya dengan gula, akan lebih disukai oleh anak. Namun, perlu diingat bahwa cairan yang berwarna dan manis ini mengandung kalori, sehingga harus dikonsumsi secara hati-hati. 

Penelitian pun menunjukkan bahwa tambahan gula pada minuman anak merupakan salah satu penyebab kejadian berat badan berlebih atau obesitas dan penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit ginjal kronis, pada saat ia berusia dewasa.

Apakah ada minuman lain yang sebaiknya tidak diberikan kepada anak?

Produk minuman seperti soda, susu, atau jus buah dengan tambahan gula dan pewarna, serta minuman berkafein, sebaiknya dihindari. Produk minuman ini mengandung tambahan kalori kosong, yaitu kalori tanpa nilai nutrisi juga dapat memperberat kerja ginjal, terutama pada anak berusia kurang dari 5 tahun.

Bagaimana bila anak tidak terlalu suka minum air mineral?

Jika anak Anda kurang menyukai air putih, ada beberapa trik yang dapat dilakukan untuk memastikan konsumsi cairan harian anak tetap terpenuhi dan berasal dari minuman yang sehat, yaitu menaruh potongan buah segar ke dalam air putih sebagai penambah rasa, memilih susu sapi atau susu kedelai dengan rasa plain, air kelapa tanpa pemanis, dan jus buah tanpa tambahan susu ataupun gula.

Selain dehidrasi, apa dampaknya bila anak kurang minum?

Air juga memiliki peran yang penting untuk memelihara kesehatan ginjal. Hidrasi yang cukup akan membuat darah dapat mengalir bebas ke ginjal. Hal ini akan memastikan ginjal mendapat oksigen dan nutrisi yang si kecil butuhkan untuk melakukan fungsinya dengan baik. 

Hidrasi yang cukup juga dapat membantu ginjal membuang zat sisa dari darah dalam bentuk urine, karena terdapat 60 persen air yang akan dibuang oleh tubuh melalui urine. Selain itu, air yang cukup juga dapat mencegah kristal-kristal pembentuk batu untuk mengendap dan saling menempel, serta membantu pembilasan “flushing” saluran kemih atau membuang bakteri penyebab infeksi dari saluran kemih.

Dengan kata lain, hidrasi yang cukup dapat menurunkan risiko terbentuknya batu ginjal ataupun infeksi saluran kemih yang dapat merusak ginjal. Kesimpulannya, kurangnya hidrasi dapat mengganggu fungsi ginjal, bahkan merusak ginjal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI