Suara.com - Tiga produsen vaksin Covid-19 di dalam negeri semuanya sudah mengantongi sertifikat halal dari otoritas terkait. Hal itu dinyatakan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito.
"Semua vaksin halal. Sudah tersertifikasi halal, jadi semua vaksin Covid-19 dalam negeri adalah vaksin halal," kata Penny K Lukito di Jakarta, Rabu (28/9/2022).
Setelah melalui serangkaian audit aspek kehalalan, sertifikasi kehalalan vaksin diterbitkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
Tiga produsen vaksin Covid-19 dalam negeri tersebut, di antaranya Vaksin IndoVac yang diproduksi PT Bio Farma bersama Baylor College of Medicine (BCM), Vaksin InaVac produksi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia bekerja sama dengan peneliti Universitas Airlangga, dan Vaksin berplatform mRNA produksi PT Etana yang saat ini belum diberi merek dagang.
Baca Juga: Duh, Stok Vaksin Covid-19 di Banjarbaru Sisa Sedikit, Cuma Sampai Akhir September
Sebagai informasi, IndoVac merupakan vaksin berplatform teknologi protein rekombinan yang dapat diadaptasi ke varian (strain) baru COVID-19. Sementara InaVac mengusung platform inactivated virus.
Penny mengatakan PT Etana menjadi produsen vaksin Covid-19 pertama di Indonesia yang saat ini telah mengantongi sertifikat halal pada pengembangan produk bioteknologi berplatform mRNA.
Seperti diketahui, vaksin mRNA merupakan salah satu jenis vaksin yang dikembangkan untuk menangani penyebaran COVID-19. Vaksin itu merupakan jenis terbaru yang kandungannya berbeda dengan jenis vaksin lainnya.
Vaksin konvensional biasanya mengandung virus atau kuman penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan. Tapi, vaksin mRNA (messenger RNA) merupakan vaksin yang dikembangkan dengan teknologi komputerisasi pada proses pengurutan DNA.
Vaksin COVID-19 yang saat ini mengusung platform mRNA selain Etana, adalah produsen asal Amerika Serikat, Moderna dan Pfizer.
Baca Juga: Aspadin Tidak Memiliki Standar Usia Pakai Galon Guna Ulang
"Vaksin produksi Etana ini vaksin mRNA yang bisa disimpan 2 hingga 8 derajat celcius. Jadi, saya kira ini teknologi yang bagus juga, kita sudah ada di Indonesia," ujarnya. [ANTARA]