Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada Siklus Pelana Kuda Pada Penderita DBD, Apa Itu?

Senin, 26 September 2022 | 17:10 WIB
Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada Siklus Pelana Kuda Pada Penderita DBD, Apa Itu?
Gejala Demam Berdarah Dengue dan Cara Mengatasinya (Pexels.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus Dengue selama peralihan ke musim hujan ini mengalami peningkatan. Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai siklus pelana kuda pada penderita dengue.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2PM) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa pihaknya berharap bisa melaksanakan upaya pengenalan risiko dan pengendalian sejak dini supaya kasus bisa ditekan.

"Upaya pengenalan risiko dan pengendalian sejak dini ini, kami harapkan bisa dilaksanakan secara terpadu, masif, total, berkesinambungan, dan tepat sasaran agar kasus Dengue bisa kita tekan," katanya pada Senin (26/9/2022).

Siklus pelana kuda merupakan sebutan bagi tiga fase demam yang bergerak naik dan turun pada pasien Dengue.

Fase pertama ditandai dengan demam tinggi dalam kisaran 40 derajat Celcius pada hari pertama dan ketiga setelah masa inkubasi virus yang dibawa dari gigitan nyamuk betina Aedes Aegypti.

Pada fase kedua atau yang dikenal sebagai fase kritis, ditandai dengan penurunan demam mencapai 30 derajat Celcius pada hari keempat hingga kelima. Pada fase itu, demam pasien turun drastis seolah telah sembuh.

"Pada fase ini, perlu perawatan khusus di rumah sakit. Kemungkinan bisa terjadi Dengue Shock Syndrome," ujarnya.

Fase terakhir adalah masa penyembuhan di hari keenam hingga ketujuh yang ditandai dengan demam kembali tinggi, sebagai reaksi dari kesembuhan.

Masyarakat diimbau agar waspada jika terjadi demam yang tidak turun dalam dua hingga tiga hari dan disertai dengan bintik merah.

Baca Juga: Kasus DBD Meningkat di Kaltim, 2 Wilayah Ini Jadi Perhatian Diskes

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk jangan menunda ke rumah sakit atau Puskesmas karena bisa menjadi penyebab kematian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI