Suara.com - Pemanasan (warming up) merupakan tahapan yang penting dan tidak boleh dilewatkan sebelum berolahraga. Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Andi Kurniawan mengatakan bahwa kebiasaan buruk saat berolahraga, salah satunya melewatkan pemanasan.
"Salah satu kebiasaan buruk saat berolahraga adalah melewatkan pemanasan dan kemudian diikuti dengan melakukan stretching atau peregangan," kata dokter yang terhimpun dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) tersebut pada Minggu (25/9/2022).
Pemanasan menjadi salah satu tahapan yang sangat penting karena menyimpan beragam manfaat. Pemanasan sebelum berolahraga ini bisa mengurangi risiko cedera yang dapat terjadi saat olahraga nanti.
Selain itu, pemanasan juga berperan untuk menyiapkan kondisi tubuh sebelum memulai aktivitas fisik dan menaikkan suhu tubuh.
Baca Juga: Rahasia Hidup Sehat Plus Bonus Body Goals Ala Andrew White
"Warming up ditujukan untuk menyiapkan tubuh sebelum berolahraga serta menaikkan suhu tubuh. Setelah melakukan pemanasan 5 hingga 10 menit, dapat diikuti dengan perenggangan, baru kemudian olahraga," lanjutnya.
Tak hanya pemanasan, pendinginan (cooling down) juga sangat penting dilakukan setelah berolahraga. Pendinginan bermanfaat untuk menurunkan denyut jantung dan suhu tubuh setelah beraktivitas fisik.
Di sisi lain, Andi juga mengingatkan masyarakat untuk menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Menurut dia, olahraga bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan jasmani, namun juga kesehatan rohani.
Ia tak menampik bahwa pandemi selama lebih dari dua tahun membuat orang kian enggan untuk beraktivitas di luar ruangan dan membatasi mobilitas. Hal tersebut juga berdampak pada tubuh yang menjadi kaku karena jarang digerakkan.
"Dua tahun terakhir ini telah mengubah kehidupan kita semua. Dua tahun yang kurang aktivitas fisik, dan kita yang dipaksa untuk berada di rumah. Banyak yang aktivitasnya turun dan berpengaruh kepada tubuh," kata Andi.
Baca Juga: Prediksi Belanda vs Belgia; Layaknya Partai Final
Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menambahkan, tak sedikit pula yang salah memulai olahraga dan cuma sekadar ikut tren seperti lari, bersepeda, dan lainnya.
"Saran saya, mulai lah dari olahraga ringan dulu atau bergaya hidup aktif. Kurangi duduk misalnya. Itu salah satu hal simpel. Approximately, di Jakarta, opportunity kita duduk itu bisa sampai 15 jam. Mulai dari pergi ke kantor, kerja di kantor, makan siang, perjalanan pulang, dan lainnya. Sehingga, gaya hidup aktif adalah permulaan yang baik," kata dia. [ANTARA]