Suara.com - Penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit kardiovaskular ini menjadi penyebab nomor satu kematian di dunia.
Sangat wajar jika penyakit jantung disebut penyakit mematikan dan berbahaya. Pasalnya jantung merupakan organ vital yang memiliki peran sangat penting.
Pada 2019, WHO mencatat adanya 17,9 juta orang yang meninggal dunia karena penyakit jantung, dengan 85% diantaranya disebabkan oleh serangan jantung dan stroke. Tak hanya itu, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan juga mencatat, sebanyak 15.259 atau 1,5% individu di Indonesia terdiagnosis penyakit jantung oleh dokter, dari total 1.017.290 individu.
Sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat dan salah satu bentuk upaya dalam pencegahan dan pengendalian penyakit kardiovaskular, Eka Hospital Grup tengah menghadirkan MY Cardia, Pusat Layanan Jantung dan Pembuluh Darah, yang dikepalai oleh DR. Dr. Muhammad Yamin, Sp.JP (K), Sp.PD, FACC, FSCAI.
MY Cardia merupakan Unit Layanan Jantung & Pembuluh Darah atau Unit Kardiovaskuler, yang menawarkan layanan lengkap untuk berbagai kasus gangguan jantung dan pembuluh darah. Seperti diketahui, MY Cardia merupakan satu-satunya institusi swasta pertama di Indonesia yang memberikan pelayanan Cryo Ablation di Indonesia.
Dengan ketersediaan fasilitas serta didukung oleh tim dokter, saat ini, MY Cardia Eka Hospital telah melayani sejumlah tindakan jantung seperti Bedah Pintas Koroner atau CABG (Coronary Arterial Bypass Graft Surgery), pembedahan jantung terbuka untuk pergantian dan perbaikan katup, operasi besar pada pembuluh darah aorta serta kelainan bawaan pada anak, baik yang biru (sianotik) maupun yang tidak biru (asianotik).
Menurut DR. Dr. Muhammad Yamin, Sp.JP (K), Sp.PD, FACC, FSCAI, operasi CABG adalah tindakan untuk memperlancar aliran darah yang tersumbat pada pembuluh darah koroner yang tersumbat. Coronary Arterial Bypass Graft Surgery biasa disebut CABG atau Bedah Pintas Koroner, harus dilakukan untuk kasus jantung koroner, karena CABG merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengembalikan peredaran darah koroner ke otot- otot jantung.
Tindakan CABG sangat diperlukan apabila pasien sudah tidak bisa dipasang ring (stent) pada jantung serta sudah tidak ada cara lain untuk mengembalikan peredaran darah koroner ke otot- otot jantung.
“Presentasi risiko pada pasien CABG, yaitu di bawah 5%, kecuali jika pasien memiliki riwayat komorbid seperti gagal ginjal, diabetes atau stroke. Frekuensi kemungkinan terjadinya risiko komplikasi ada, namun angkanya tidak cukup besar,” ungkap Charmain MY Cardia tersebut.
Baca Juga: Cara Tepat Tangani Skoliosis, Eka Hospital Hadirkan Teknologi Canggih O-Arm

Dijelaskan dokter Yamin bahwa operasi CABG ini biasanya memakan waktu 4 sampai 5 jam yang diukur berdasarkan mulai dari pasein masuk ke kamar operasi, kemudian dilakukan tindakan induksi oleh doker anestesi, dilanjutkan oleh dokter bedah untuk melakukan prosedur inti dari operasi bypass.