Jangan Takut Berobat, Dokter Gigi Sebut Gigi Berlubang Tidak Selalu Harus Dicabut Kok!

Jum'at, 23 September 2022 | 17:15 WIB
Jangan Takut Berobat, Dokter Gigi Sebut Gigi Berlubang Tidak Selalu Harus Dicabut Kok!
Tim dokter menggunakan alat perlindungan diri (APD) melakukan pemeriksaan gigi seorang pasien di salah satu klinik di kawasan Pulo Gadung, Jakarta, Rabu (22/4). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sakit gigi sering dianggap sepele, tapi jika sudah terjadi bisa sangat mengganggu aktivitas, bahkan hingga menurunkan kepercayaan diri.

Sayangnya tidak sedikit orang yang takut berobat ke dokter gigi, karena tak ingin giginya dicabut. Padahal dokter mengatakan jika gigi berlubang bisa menimbulkan bau napas hingga gigi kuning yang bisa merusak penampilan seseorang.

"Semua makanan masuk dari mulut, jadi bakteri di dalam mulut itu banyak banget. Kalau kesehatan gigi nggak dijaga bakteri terus bertambah, lalu jadi lubang kecil yang jika dibiarkan bisa semakin besar," ujar drg. Jessica Mulia dalam acara campaign bertajuk #UNJUKGIGI Satu Dental di Jakarta Selatan, Kamis (24/9/2022).

drg Jessica Mulia dari Satu Dental. (Dok. Dini/Suara.com)
drg Jessica Mulia dari Satu Dental. (Dok. Dini/Suara.com)

Tapi mirisnya drg. Jessica menemukan sebagian besar masyarakat baru datang ke dokter gigi, jika sudah mengeluh sakit dan lubang gigi sudah besar dan kronis.

Baca Juga: Tanya Dokter Gigi: Dok, Kenapa ya setelah Scaling Gigi Lebih Sensitif dan Sering Ngilu?

Hal ini juga sesuai dengan temuan tren yang didapati Chief Strategy Officer Satu Dental, Felix Saputra, bahwa banyak pasien bercerita dapat pelayanan klinik gigi di kecamatan, saat giginya sakit karena berlubang maka solusinya harus dicabut.

"Banyak sekali masyarakat yang menganggap saat giginya sakit berarti harus dicabut, dan ujung-ujungnya jadi nggak ada gigi," ungkap Felix.

Hasilnya banyak pasien yang mengeluh lebih susah untuk makan, dan jadi tidak percaya diri karena giginya sudah tidak lengkap.

"Padahal itu nggak semuanya benar, karena sekarang ada teknologi X-ray bisa melihat seberapa parah giginya. Tidak semuanya harus dicabut, karena bisa dirawat dan ditambal," tambah Felix.

Fenomena ini juga terangkum di 9 cabang Satu Dental di DKI Jakarta dan Tangerang, bahwa banyak masyarakat yang belum mendapat akses perawatan gigi oleh tenaga medis gigi.

Baca Juga: Curhat Perempuan Malaysia Punya Pacar Jorok Tak Pernah Sikat Gigi, Ngaku Jijik Ketika Berciuman!

Data Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2018, ada 98,9% masyarakat di perkotaan tidak pernah ke dokter gigi dalam setahun terakhir.

Dari total 270 juta penduduk Indonesia, 57,6% diantaranya mengalami masalah gigi dan mulut. Tapi nahasnya hanya 10,2% yang mendapatkan pelayanan medis.

Inilah sebabnya, Satu Dental fokus mengembangkan klinik gigi dengan fasilitas lengkap di satu tempat seperti tambal gigi, scaling (pembersihan karang gigi), dental spa, keperluan estetik, bahkan hingga pembedahan cabut gigi yang melibatkan implan di satu lokasi perawatan.

Semua layanan ini tersedia di setiap cabang, di masing-masing kecamatan atau kota.

Selain itu, kesehatan gigi juga dipercaya jadi salah satu kesehatan dasar yang perlu diperhatikan, karena saraf di gigi terhubung satu sama lain dengan berbagai organ tubuh.

Dikatakan drg. Jessica saraf gigi terhubung dengan jantung, otak, mata, hingga saluran pernapasan atas. Sehingga tidak aneh jika, gigi berlubang bisa menyebabkan tidak nafsu makan dan keluhan penyakit lainnya.

Apalagi bisa lebih berbahaya jika bakteri masuk dari lubang gigi ke organ vital tubuh.

"Penderita sakit gigi berisiko sakit stroke 50 persen untuk usia 15 hingga 51 tahun. Dua kali lipat berisiko sakit jantung, dan meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur pada ibu hamil," jelas Felix dalam presentasinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI