Suara.com - Setiap manusia memiliki sistem kekebalan tubuh (sistem imun) yang bekerja sistematis mencari dan menghancurkan 'agen' yang berpotensi menyerang kekebalan tubuh.
Pada situasi normal sistem Imun ini dapat mengenali sel tubuh dan atau sel asing yang berpotensi membahayakan tubuh manusia. Namun, pada beberapa orang sistem imuun tersebut justru menyerang sejumlah sel dalam tubuh, atau dikenal dengan autoimon.
"Ada lebih dari 100 jenis keluhan penyakit yang dapat dikategorikan kumpulan penyakit autoimun. Beberapa penyakit autoimun hanya menargetkan satu organ. Sementara ada pula dampak dari autoimun ini yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh", tutur Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi Imunilogi di Siloam Hospital Sriwijaya Palembang, dr. Masdianto Musai, Sp.PD-KAI, FINASIM., dalam keterangannya, Rabu, (21/9/2022).
Masdianto Musai, penyakit autoimun belum teridentifikasi secara pasti penyebabnya. Namun terdata jelas seperti layaknya penyakit penyakit lain, faktor penyebab cenderung dikarenakan oleh faktor Genetik ( keturunan), Lingkungan tempat tinggal, gaya hidup yang tidak sehat, termasuk perubahan hormon dan Infeksi.
Baca Juga: Andrea Dian Ungkap Tak Lagi Makan Mi Instan Karena Autoimun, Ini Daftar Pantangan Makan Lainnya
"Merokok tembakau, konsumsi alkohol dan adanya Obesitas dan atau penyakit penyerta lain merupakan faktor resiko. Data valid pun menunjukkan adanya faktor resiko tinggi pada wanita rentan usia 20-50 tahun", imbuh Masdianto Musai.
Penyakit Autoimun bahkan dimulai dengan sejumlah gejala ringan, misalnya, kelelahan, pegal otot, demam ringan dan lainnya. Namun gejala ini berkepanjangan atau dalam kurun waktu yang cukup lama.
Masdianto mengatakan, pencegahan autoimun dapat dengan melakukan pemeriksaan 'Immune Risk' yaitu pemeriksaan genomik, yaitu mengidentifikasi berdasarkan faktor genomik seseorang dengan mengacu pada faktor resiko kepada penyakit autoimun.
Dokter Masdianto turut mengingatkan dalam pencegahannya, dilengkapi dengan perbaikan faktor lingkungan tempat tinggal dan perbaikan gaya hidup yang sehat sebagai pencegahan terbaik terhadap penyakit autoimun.
Diawal pencegahan autoimun, Dokter akan mendiagnosa penyakit ini tentunya diawali dengan wawancara, pemeriksaan fisik, tes ANA ( antinuclear antibodi) yang berfungsi guna mengetahui aktifitas antibodi yang menyerang tubuh dan dilanjutkan melakukan tes Autoantibody untuk mendeteksi karateristik antibodi dalam tubuh. Tes darah dan lainnya.
Baca Juga: Idap Autoimun, Andrea Dian Tak Lagi Konsumsi Mie Instan
"Dan pahami, bahwa sebagian besar atau banyak keluhan penyakit autoimun belum dapat disembuhkan dengan obat. Akan tetapi apabila gejala timbul dapat diringankan dan dicegah agar tidak memburuk atau flare. Pengobatannya pun akan merujuk kepada penyakit yang diderita pasien", pungkas dokter masdianto.