Dokter Ungkap Tidak Semua Pasien Cacar Monyet Butuh Obat Antivirus, Ini Kriterianya

Sabtu, 17 September 2022 | 09:00 WIB
Dokter Ungkap Tidak Semua Pasien Cacar Monyet Butuh Obat Antivirus, Ini Kriterianya
Ilustrasi penyakit cacar monyet atau monkeypox. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit monkeypox atau cacar monyet disebabkan karena terjadi infeksi virus monkeypox. Meski begitu, pengobatan dengan antivirus tidak selalu dibutuhkan setiap orang yang terkena cacar monyet.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Robert Sinto, Sp.PD., menjelaskan bahwa pengobatan antivirus hanya perlu diberikan kepada pasien cacar monyet dengan risiko berat.

"Kalau data penelitian di luar negeri, data yang dikumpulkan itu hanya kurang lebih dari 5 persen pasien yang terdiagnosis monkeypox akhirnya membutuhkan antivirus. Mereka adalah kelompok yang berisiko tinggi untuk menjadi berat," kata dokter Robert saat konferensi pers virtual bersama Kementerian Kesehatan, Jumat (16/9/2022).

ilustrasi cacar monyet alias monkeypox. (Dok. Envato)
ilustrasi cacar monyet alias monkeypox. (Dok. Envato)

Pasien yang berisiko tinggi menjadi berat misalnya, orang dengan imunokompromise atau gangguan sistem imun seperti pengidap HIV dan autoimun.

Baca Juga: Warga Thailand Terjangkit Cacar Monyet Usai dari Qatar, Pemerintah Catat jadi Kasus Kedelapan

Selain itu, kelompok berisiko tinggi bika gejala lesi muncul pada organ yang bisa menyebabkan kecacatan.

"Misalnya terjadi di mata. Kemudian pada area perinatal yang bisa mengakibatkan nyeri anus yang berlebihan," lanjutnya.

Kemudian adanya tanda risiko perburukan sejak awal, misalnya perdarahan. Kondisi itu biasanya menunjukan gejala lesi hemoragik pada cacar monyet. Orang lanjut usia, anak-anak, dan ibu hamil juga termasuk dalam populasi rentan.

"Jadi hanya kelompok kecil saja. Sehingga tidak adanya antivirus, itu tidak menjadi satu hal yang harus untuk bisa mendapatkan kesembuhan monkeypox. Tapi dengan pilihan antivirus, mudah-mudahan secara bijak kita bisa gunakan untuk kelompok beresiko sehingga bisa mencegah fatalitas kasus," paparnya.

Kasus cacar monyet secara global saat ini telah mencapai 60.392 orang dilaporkan di 99 negara. Angka kematiannya sebanyak 22 jiwa. Kasus terkonfirmasi cacar monyet berada di Amerika bagian selatan.

Baca Juga: Pria Thailand Terinfeksi Cacar Monyet Pulang dari Qatar, Gejala Demam hingga Tubuh Lecet

Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan tercatat ada satu kasus positif cacar monyet yang terdeteksi pada akhir Agustus lalu di DKI Jakarta. Saat ini pun pasien tersebut telah selesai menjalani isolasi mandiri dan dinyatakan sembuh.

"Pasien kasus positif monkeypox Alhamdulillah tanggal 4 September kemarin telah dinyatakan selesai isolasi dan sekarang sudah melakukan aktivitas seperti sebelumnya. Artinya pasien sudah dinyatakan sehat dan yang kontak erat ada tiga orang, sudah dilakukan testing dan surveilans semuanya sehat. Jadi tidak ada yang terkonfirmasi bergejala atau diduga suspek monkeypox," ungkap juru bicara Kemenkes M. Syarif.

Ia menambahkan bahwa Kemenkes juga telah memperbanyak laboratorium yang bisa melakukan pemeriksaan surveilens monkeypox yang semula hanya dua menjadi 15 laboratorium di beberapa daerahdi Pulau Jawa, Sumatera, Makassar juga Ambon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI