Suara.com - Pandemi Covid-19 masih terjadi meskipun trennya di Indonesia terus menurun. Risiko penularan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak juga masih bisa terjadi.
Dokter spesialis paru dr. Elina Burhan, MSc. Sp.P., kembali mengingatkan masyarakat pentingnya menjaga protokol kesehatan anak juga lingkungan sekitarnya. Terhadap anak-anak di bawah usia 6 tahun yang belum bisa vaksin Covid-19 juga penting untuk dikelilingi oleh orang dewasa yang sudah divaksinasi hingga dosis booster.
Kenapa harus begitu? Benarkah bila anak terinfeksi Covid-19 juga rentan terkena long covid? Berikut penjelasan dokter Erlina dalam sesi Tanya Dokter kali ini.
Apakah anak berisiko terkena long Covid-19?
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 15 September: Positif 1.116, Sembuh 1.624, Meninggal 5
Kalau dia (gejalanya) berat, ada. Kalau dia ringan, jarang, seperti orang dewasa. Long covid lebih banyak pada (infeksi varian) delta. Walaupun sudah sembuh penciumannya masih terganggu, masih sesak, masih batuk-batuk. Kemudian bahkan berjalan aja susah. Biasanya lari 5 kilo ini setelah covid sembuh, karena long covid, jalan 300 meter udah ngos ngosan, itu long covid.
Tapi, ya, banyak dari long covid ini kemudian recover atau sembuh juga. Jadi setiap orang berbeda waktunya, ada yang 3 bulan, 6 bulan, bahkan 1 tahun.
Anak di bawah usia 5 tahun apakah sebaiknya dapat vaksin Covid-19 juga?
Usia di bawah 5 tahun akan segera di vaksin, tapi tentu saja perlu kajian dulu ya. Dan kalau dari BPOM, ITAGI, dan pemerintah bisa, maka akan segera.
Karena dibelahan dunia lain sudah dan keamanannya bagus. Mestinya kalau anak-anaknya yang lain bagus, untuk anak-anak Indonesia oke.
Baca Juga: Kenaikan BBM, Megawati Soekarnoputri: Kalau Tidak Naik, Situasi Makin Sulit, Bagaimana?
Seberapa berisiko anak-anak terinfeksi Covid-19?
Kalau anak-anak di rumah aja, sih, barangkali bisa kita atasi. Tapi kalau anak-anak juga keluar, apalagi sekarang pembelajaran tatap muka, anak-anak ini berisiko terpapar covid. Oleh sebab itu, kita juga harus melindungi anak-anak kita. Salah satunya dengan protokol kesehatan, edukasi, dan vaksin.
Kasus Covid-19 di Indonesia sudah turun, masih perlukah kita lakukan protokol kesehatan?
Satgas IDI (Ikatan Dokter Indonesia) berkepentingan, satu, melindungi masyarakat karena kami kumpulan dari para dokter juga memberikan support pemerintah supaya kesehatan masyarakat meningkat.
Di tengah pandemi ini, kami tidak bosan-bosannya mengimbau pemerintah untuk konsisten mengimplementasikan semua kebijakan pencegahan. Kepada masyarakat juga, patuh dengan program-program yang baik dari pemerintah.
Kedua, yang belum divaksin booster, segera.
Ketiga, jalankan perilaku hidup bersih dan sehat karena itu enggak perlu biaya, kan. Cuci tangan perlu biaya apa enggak? Atau master, ya paling (beli) masker aja. Maksud saya perilaku yang sehat itu yang harus dijaga. Jangan begadang, jadi perilaku hidup bersih dan sehat tolong dijalankan ya.