Suara.com - Berbicara mengenai generasi muda, pasti tidak terlepas dengan media sosial. Tidak bisa dipungkiri, saat ini generasi muda lebih banyak menghabiskan waktunya di media sosial. Namun, seperti yang diketahui, tidak semua hal yang terdapat di media sosial memberikan dampak positif.
Di media sosial, banyak beberapa hal negatif yang juga mempengaruhi perilaku anak. Untuk itu, orang tua juga perlu melakukan pengawasan terhadap anak di media sosial.
Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi. mengatakan, orang tua harus bisa melakukan pengawasan kepada anak, tetapi bukan mengontrolnya. Menurutnya, hal paling utama untuk melakukannya yaitu dengan komunikasi dengan anak.
Vera menambahkan, orang tua juga penting mengubah mindset jika media sosial tetap memiliki sisi positif yang ada. Oleh karena itu, para orang tua bisa memfokuskan anak terhadap berbagai hal positif dari media sosial tersebut.
Baca Juga: Antonio Blanco Jadi Fotografer Dadakan, Warganet : Bisa-bisanya Minta Foto Pangeran Ubud
“Remaja itu enggak suka dikontrol, jadi orang tua lebih pengawasan tapi berjalan bersama juga. Jadi orang tua bisa follow hal yang anaknya ikuti di media sosial, terus bisa dijadikan bahan komunikasi bersama anak,” ujar Vera saat ditemui di DoubleTree by Hilton Hotel Jakarta, (13/9/2022).
Lantas bagaimana cara yang baik dilakukan orang tua untuk melakukan pengawasan media sosial anak? Simak ulasan tanya psikolog berikut.
Bagaimana cara orang tua melakukan pengawasan di media sosial?
Komunikasi dengan anak penting sehingga bisa saling terbuka. Orang tua juga bisa follow apa yang anaknya ikuti biar ada bahan obrolan. Kalau misal orang tua gaptek, bisa belajar bareng anak. Jadi pengawasan di sini bukan mengontrol, tapi berjalan bersama-sama dengan anak.
Bagaimana anak belajar dampak negatif di media sosial?
Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Anak Saat Musim Pancaroba
Awalnya komunikasi tentang semua dampak negatif media sosial yang ada. Buat kesepakatan atau komitmen bersama anak. Namun, meski di awal udah ada komitmen udah ada kesepakatan untuk tidak posting sembarangan tapi pasti juga ada sering bocor gitu, anak-anak terkadang ikuti emosinya jadi dia posting. Nah itu namanya belajar hidup jadi sometimes anak-anak juga perlu belajar langsung dari konsekuensi yang ada gitu.
Untuk komunikasi dengan remaja orang tua apa bisa meposisikan diri jadi temannya?
Teman itu iya, tapi orang tua juga orang tua. Jadi lebih ke orang tua yang memang asik bisa ngerti anaknya, sebagai teman bicara, diskusi yang enak. Tapi tetep bukan teman yang santai kayak ‘mau ngapain aja terserah’, enggak. Orang tua juga punya tanggung jawab untuk melindungi, memproteksi, untuk mengawasi, itu yang perlu disadari anak-anak.
Tren media sosial kan berubah dan enggak semuanya baik, tapi remaja suka ikut-ikutan. Bagaimana orang tua mengedukasi remaja tanpa menjudge anaknya?
Diskusi, makannya terlepas ada fitur (aplikasi) apapun di luar sana, tapi selama komunikasinya kurang bagus ya enggak jalan juga. Jadi tetap ada dalam satu hari 5 atau 10 menit untuk saling bertukar cerita.
Untuk saling ketawa-ketawa apa yang terjadi hari ini, buat anak nyaman sama orang tua, itu pasti akan keluar sendiri. ‘Eh tadi aku nemu akun ini loh Ma, aku di follow orang ini, aneh enggak’, nah yang kayak gitu-gitu.
Itu tujuan akhirnya ke situ, jadi buat anak nyaman dulu ngobrol sama kita. Enggak usah ngobrol deh, kadang-kadang anak remaja kalau di deketin dia tau kayak pasti bakal ditanya-tanya nih. Jadi nyaman dulu, jangan langsung mulai dengan pertanyaan interogasi. Bisa cerita-cerita dulu gitu. Sama cari tahu dulu anak kita sukanya apa, itu buat bahan obrolan sama anak. Jadi anak lihat orang tuanya perhatian sehingga dia bisa memulai bicara.
Cara mengajarkan anak beretika dengan baik di media sosial?
Dari cerita dan dari contoh sih. Contoh kita orang tua sama cerita tentang media sosial. Misalnya cerita orang yang posting atau kata-katain orang lain di media sosial. Jadi diskusi sama anak dan dia belajar. Sebenarnya kan etika di media sosial kan memperhatikan gimana sih akibatnya sama orang lain. Sama balik lagi gimana komunikasi ke orang tua, penting juga apresiasi ke anak.
Punya pertanyaan seputar kesehatan, diet, hingga urusan ranjang? Suara.com bisa membantu Anda menemukan jawabannya. Tulis pertanyaan Anda di kolom komentar, untuk bisa dijawab oleh pakar.