Waspada Kemungkinan KIPI Setelah Vaksin Cacar Monyet, Ini Gejalanya

Selasa, 13 September 2022 | 15:37 WIB
Waspada Kemungkinan KIPI Setelah Vaksin Cacar Monyet, Ini Gejalanya
Tabung mini hasil pengujian yang bertanda "positif dan negatif virus cacar monyet" terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada Senin (23/5/2022). [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) setelah menerima vaksin cacar monyet. Hal ini dikatakan oleh Ketua Satuan Tugas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Hanny Nilasari, Sp.KK.

Hanny mengatakan bahwa salah satu efek samping ringan yang mungkin terjadi setelah suntik vaksin monkeypox adalah nyeri saat disuntik. Sedangkan yang berat adalah nyeri otot.

"Mulai dari yang ringan seperti ada rasa nyeri saat pertama kali disuntikan sampai berat," kata Hanny saat ditemui di kantor LKBN ANTARA, Jakarta, Selasa (13/9/2022).

"Yang paling berat, yang pernah saya baca itu nyeri otot, kelemahan otot. Laporannya, hanya beberapa saja," lanjutnya.

Baca Juga: Sejumlah Daerah di Jatim Bakal Masuk Musim Hujan Lebih Awal, BMKG Prediksi Akhir Bulan Ini

Meski demikian, Hanny tetap berpesan agar masyarakat tak perlu takut mengalami KIPI. Pasalnya, vaksin tersebut sangat dibutuhkan tubuh demi memberikan perlindungan dari infeksi virus cacar monyet.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memperkirakan bahwa batch awal vaksin cacar monyet dari Bavarian Nordic, perusahaan bioteknologi asal Denmark, akan tiba pada akhir Oktober 2022 mendatang.

Hanny mengatakan, IDI dalam tahap finalisasi mengeluarkan rekomendasi terkait pemberian vaksin cacar monyet. Sejauh ini, satu rekomendasi sudah dikeluarkan, yakni vaksin dipilih agar dapat digunakan untuk seluruh populasi berusia lebih dari 18 tahun dan ibu hamil.

 Sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin cacar monyet sementara akan diberikan pada populasi terbatas yakni tenaga medis. Mereka yang berkontak dengan pasien cacar monyet dan populasi orang yang melakukan kontak seksual berganti-ganti pasangan.

"Kita harus bijaksana untuk mengindikasikan kepada siapa sebetulnya kita berikan vaksin, karena dari WHO belum ada arahan untuk memberikan vaksinasi kepada seluruh masyarakat," lanjutnya.

Baca Juga: Pasien Suspek Cacar Monyet di Tasikmalaya Membaik, Dinkes Masih Tunggu Hasil Lab

Vaksin cacar monyet nantinya memberikan suatu antibodi yang dihasilkan tubuh. Hanny mengatakan, vaksin tidak mencegah supaya terjadi manifestasi klinis cacar monyet, tetapi melindungi diri dari beratnya infeksi dan mencegah komplikasi.

Di Indonesia, satu kasus cacar monyet terkonfirmasi pada seorang berusia 27 tahun dengan riwayat bepergian ke negara yang sudah terkonfirmasi dengan kasus cacar monyet.

"Di situlah pintu masuknya, jadi ada kunjungan ke lokasi yang ada kasus terkonfirmasi," demikian kata Hanny. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI