Suara.com - Overparenting adalah hal yang mengacu pada kondisi di mana orang tua mengatur kehidupan anak-anaknya secara berlebihan. Orangtua yang overparenting akan terus mengawasi anak-anaknya dan memastikan bahwa mereka membuat keputusan yang baik serta kiranya tidak akan melukai anak-anak mereka sedikit pun.
Jika dibaca sekilas, overparenting terdengar sebagai bentuk perhatian. Namun, terlalu banyak membatasi pergerakan anak hingga tidak bisa mentolerir sebuah kegagalan, luka, atau kesalahan ini justru akan menghambat perkembangan anak dan menyebabkan ketergantungan.
Ciri - Ciri Overparenting
![Ilustrasi orangtua bermain dengan anaknya.[pexels.com/Gustavo Fring]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/06/15/64835-ilustrasi-orangtua-bermain-dengan-anaknyapexelscomgustavo-fring.jpg)
Beberapa dari mereka yang melakukan overparenting mungkin tidak sadar bahwa ini merupakan hal buruk. Ini karena berpikir bahwa hal tersebut merupakan bentuk kepedulian walau nyatanya lebih menjurus ke pengekangan.
Jadi, penting untuk mengetahui ciri-ciri overparenting sehingga Anda tidak melakukannya. Berikut ciri-ciri overparenting, dirangkum dari laman very well family.
1. Khawatir berlebihan
Jika tidak tega membayangkan anak Anda yang berusia 13 tahun menyeberang jalan dengan teman-temannya atau ketakutan meninggalkan anak di penitipan karena ada perosotan yang cukup tinggi untuk dimainkan oleh anak usia 5 tahun, ini bisa menjadi salah satu tanda overparenting.
2. Tidak bisa melihat anak gagal
Tidak ada yang suka melihat anak mereka gagal, tapi jika Anda melompat untuk menyelamatkan anak Anda setiap kali ada masalah, mereka tidak akan pernah belajar dari kesalahan yang dibuat.
Baca Juga: 4 Pola Asuh Ini Bisa Membentuk Anak Mandiri dan Percaya Diri, Coba Terapkan
Jika Anda cepat memberi tahu hal yang benar setiap kali mereka berjuang mencari tahu sesuatu, ini akan benar-benar memutuskan potensi anak Anda.